Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI Willy Aditya menilai pelaksanaan politik tanpa gagasan hanya akan menghadirkan selebrasi demokrasi yang miskin substansi.

Hal itu menurut dia berdampak pada citra politik hanya identik dengan "pesta" demokrasi lima tahun sekali.

"Kalau itu terjadi maka dampaknya adalah banyak orang menganggap politik hanya identik dengan pesta demokrasi lima tahunan. Padahal idealnya, politik adalah tentang pertarungan gagasan," kata Willy dalam "Parliament's Lecture" bertajuk "Memajukan Demokrasi, Merawat Republik", di Kompleks Perlemen, Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, bagaimana partai politik didirikan dengan sebuah basis pemikiran dengan politik gagasan, tidak hanya sirkulasi kekuasaan.

Baca juga: Gus Menteri harap kebijakan politik bertumpu pada kesejahteraan
Baca juga: Presiden PKS dorong penguatan demokrasi di Indonesia
Baca juga: Facebook akan hapus rekomendasi grup politik dan sosial


Menurut dia, narasi-narasi politik yang dominan terlihat selama ini adalah hanya kehebatan orang mendapatkan posisi-posisi politik namun tidak menampilkan keberpihakan terhadap kepentingan publik.

"Narasi-narasi yang dominan selama ini tentang 'power game' hanya kehebatan orang mendapatkan posisi-posisi politik namun hampir dipastikan keberpihakan terhadap hal-hal publik menjadi minor bahkan 'yatim piatu'," ujarnya.

Willy mengatakan yang perlu dilakukan saat ini adalah mengembalikan khitah politik yaitu adanya pemisahan antara "res republica" (kepentingan publik) dan "res privata" (kepentingan privat).

Dia mengatakan, saat ini yang menjadi tantangan adalah bagaimana mengembalikan khitah republik tersebut karena boleh beda paham dan aliran poltik namun untuk urusan republik harus bekerja bersama.

Hadir dalam diskusi tersebut antara lain dosen sosiologi Universitas Negeri Jakarta Robertus Robet, dan Professor of Comparative Political Anthropology University of Amsterdam Ward Barenschot.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021