Kupang (ANTARA) - Markas Besar Polri mengirim anjing pelacak untuk mendukung upaya pencarian korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Adonara dan Lembata di Nusa Tenggara Timur.

Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Rishian Krisna B kepada ANTARA di Kupang, Kamis, mengatakan bahwa enam anjing pelacak Polri tiba di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Rabu (7/4).

Menurut dia, anjing pelacak yang meliputi satu anjing Pointer, dua anjing gembala Jerman, dan tiga anjing Belgian Malinois dikirim ke Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata pada Kamis.

Anjing-anjing pelacak tersebut, ia mengatakan, semuanya memiliki kemampuan untuk menemukan mayat.

"Baru tadi didrop ke Lembata dan ke Pulau Adonara untuk mencari korban yang masih hilang hingga saat ini," kata Rishian.

Mantan Kepala Polres Timur Tengah Utara itu menambahkan, tiga anjing pelacak dibawa ke Pulau Adonara dan tiga lagi dibawa ke Lembata.

Menurut data yang diperoleh ANTARA, jumlah warga yang dilaporkan hilang di Pulau Adonara sebanyak 73 orang dan 68 orang di antaranya sudah ditemukan.

Lima korban bencana yang belum ditemukan meliputi dua warga Kecamatan Adonara Timur, satu warga Kecamatan Ile Boleng, dan dua warga Kecamatan Wotan Ulumado.

Rishian mengatakan bahwa upaya pencarian korban bencana di daerah itu terkendala karena keterbatasan alat berat.

Siklon Tropis Seroja menyebabkan angin kencang, tanah longsor, banjir, dan gelombang pasang di Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Ende, Sabu Raijua, Alor, Kupang, Belu, dan Timor Tengah Utara serta Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur.

Bencana alam itu menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada Rabu (7/4) siang menyebabkan 124 orang meninggal dunia dan puluhan orang hilang. Selain itu bencana alam menyebabkan kerusakan rumah penduduk dan fasilitas umum serta memaksa 13.230 orang mengungsi.

Baca juga:
Korban jiwa akibat bencana alam di NTT bertambah jadi 124 orang
LAPAN analisis kondisi daerah banjir di Flores Timur

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021