Tapi kalau mengukur keterisian rumah sakit, datanya nyata. Kasus versi nasional naik, tapi konsistensi keterisian rumah sakit (di Jabar) terus turun.
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan kasus positif COVID-19 di wilayahnya stabil meskipun data dari Kementerian Kesehatan RI menyatakan Jabar menjadi daerah penyumbang tertinggi penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia selama beberapa hari ini.

"Saya sebenarnya tidak tertarik membahas kasus harian karena sampai hari ini masalahnya eta (itu), tercampur dengan kasus lama," kata Ridwan Kamil ketika dimintai tanggapannya soal Jabar menjadi daerah penyumbang tertinggi penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia selama beberapa hari ini, di Gedung Sate Bandung, Rabu.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Satgas COVID-19, tercatat di Jawa Barat ada penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 1.456 orang pada Selasa, 13 April 2021, disusul Jawa Tengah dengan 737 kasus baru dan Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah ketiga penambahan kasus terbanyak dengan 692 kasus COVID-19.

Kemudian pada Ahad, 11 April 2021, Jawa Barat menempati urutan kedua penambahan kasus baru COVID-19 yakni dengan 747 kasus.

Baca juga: Antisipasi larangan mudik Lebaran, Purwakarta buka tempat wisata

Baca juga: Ribuan pegawai di PLN Jabar telah divaksinasi COVID-19


Ditemui seusai Rapat Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah, Kang Emil menjelaskan bahwa perkembangan terbaru kasus COVID-19 di Jabar stabil.

"Kita masih berada di zona yang turun, tidak ada lagi zona merah di Jawa Barat. Mudah mudahan seterusnya seperti itu, kita fokus ke level RT, mikro, saya laporkan, hasil asesmen nasional tanggal 11 April tentang produktivitas kinerja dari tim PPKM mikro di Indonesia, Jabar ini ranking satu," kata dia.

Kang Emil menuturkan kasus COVID-19 yang diumumkan oleh pemerintah pusat hampir 40 persen, kadang setengahnya bahkan pernah 70 persen masih tercampur dengan kasus lama sehingga untuk menjadi ukuran analisa menjadi sedikit susah.

"Tapi kalau mengukur keterisian rumah sakit, datanya nyata. Kasus versi nasional naik, tapi konsistensi keterisian rumah sakit (di Jabar) terus turun. Mengindikasikan kasus ini turun dan mengindikasikan orang sembuh banyak sekali. Makanya, rumah sakit enggak banyak teriak-teriak lagi," kata dia.*

Baca juga: Ridwan Kamil: Kecepatan vaksinasi COVID-19 Jabar naik dua kali lipat

Baca juga: Wagub Jabar tinjau vaksinasi di Ponpes Kempek Cirebon

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021