dianggap sebagai jalan pintas untuk mencari kesejahteraan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan bahwa perkawinan poligami yang tidak dilaksanakan dengan kesiapan, pemikiran matang dan pengetahuan yang cukup dapat menyebabkan perempuan mengalami kekerasan psikis dan fisik.

"Poligami menyebabkan perempuan mendapatkan kekerasan psikis atau jadi tertekan, salah satunya karena merasa tidak diperlakukan dengan adil," kata Menteri Bintang dalam diskusi ilmiah daring bertajuk "Poligami di Tengah Perjuangan Mencapai Ketangguhan Keluarga, Masyarakat dan Bangsa" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Ia juga menambahkan tidak sedikit kasus-kasus poligami yang berakhir pada kekerasan secara fisik.

Bintang prihatin karena masih banyak narasi yang salah mengenai praktik poligami.

"Poligami dianggap sebagai jalan pintas untuk mencari kesejahteraan, kemakmuran dan kesuksesan hidup," tutur Bintang.

Baca juga: Musannif sebut Rancangan Qanun Poligami belum tentu disahkan
Baca juga: Permohonan izin memiliki lebih dari satu istri di Semarang meningkat


Menteri Bintang menegaskan syarat untuk melakukan perkawinan poligami di Indonesia sebenarnya sangat berat sehingga semestinya dilaksanakan dengan sangat hati-hati dengan pertimbangan dan komitmen yang kuat.

Melihat banyaknya dampak buruk akibat praktik poligami, Menteri Bintang pun meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan konten ajakan poligami.

"Bukan malah dipromosikan apalagi diromantisasi," katanya.

Menurut dia, sebuah perkawinan sesungguhnya bukan hanya untuk kepentingan individu tapi juga bertujuan untuk membentuk tatanan masyarakat yang berbudaya, maju dan beradab.

"Jika keluarga kuat, maka negara akan kuat," katanya.

Baca juga: Perbedaan pandangan soal poligami harus dihargai, sebut Menag
Baca juga: MUI: tidak benar poligami menodai Islam

 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021