Kementerian PUPR terus menambah pembangunan bendungan baru di sejumlah provinsi lumbung pangan nasional untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air menargetkan konstruksi Bendungan Ladongi di Sulawesi Tenggara rampung akhir tahun 2021.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun dimana yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar meter kubik per tahun untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.

“Namun potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/situ untuk penampungan air,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Kementerian PUPR terus menambah pembangunan bendungan baru di sejumlah provinsi lumbung pangan nasional untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional.

Di Sulawesi Tenggara, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) IV Kendari Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air membangun tiga bendungan di Sulawesi Tenggara. Salah satunya adalah Bendungan Ladongi yang berada di Kabupaten Kolaka Timur.

Bendungan Ladongi memiliki kapasitas tampung 45,9 juta meter kubik dan luas genangan serta area sabuk hijau sebesar 246,13 hektar. Bendungan yang dimulai pembangunannya sejak tahun 2016 ini akan rampung pada akhir tahun 2021 dengan progress saat ini 90,1 persen.

Bendungan ini menahan aliran Sungai Ladongi yang selama ini belum dimanfaatkan optimal. Nantinya akan mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektar secara kontinu di Kabupaten Kolaka Timur sehingga diharapkan produktivitas lahan pertanian meningkat dan pendapatan petani lebih besar dalam satu tahun.

Selain dinikmati petani, Bendungan Ladongi juga menjadi sumber air baku sebesar 0,12 meter kubik per detik, pembangkit energi listrik sebesar 1,3 MW, serta mengurangi banjir dengan volume 132,25 meter kubik per detik. Bendungan Ladongi juga potensial untuk dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Kolaka Timur.

Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara yang terbentuk pada tahun 2013 merupakan Daerah Pemekaran dari Kabupaten Kolaka, terletak sekitar 120 Km di sebelah barat ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Ditinjau dari letak infrastruktur & geografis Kabupaten Kolaka Timur mempunyai luas daerah irigasi yang cukup luas dan potensi sungai air di sungai Ladongi yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Biaya pembangunan bendungan ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) multiyears tahun 2016-2021 sebesar Rp865 miliar untuk konstruksi paket I dan Rp283 miliar untuk paket II.

Baca juga: Kementerian PUPR targetkan 19 ruas tol baru tuntas selama 2021
Baca juga: Kementerian PUPR bangun rusun perguruan tinggi-pesantren di Kalbar
Baca juga: Pemerintah bangun jalan layang percepat akses ke Bandara Semarang

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021