Mohon kepada masyarakat juga untuk memilih opsi berbelanja yang lebih aman
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat untuk berbelanja aman lewat dalam jaringan (daring) atau online untuk mengurangi mobilitas di pusat-pusat perbelanjaan yang berpotensi pada penularan COVID-19.

"Mohon kepada masyarakat juga untuk memilih opsi berbelanja yang lebih aman yaitu dengan memanfaatkan kemajuan iptek yaitu berbelanja online untuk meminimalkan penularan virus COVID-19," kata Wiku dalam konferensi pers virtual diikuti di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Satgas COVID-19: Mudik apapun bentuknya ditiadakan

Wiku juga mengimbau seluruh pemerintah daerah dapat menyusun mekanisme aktivitas sosial dan ekonomi yang dapat dengan mudah diawasi pergerakannya demi mencegah kerumunan maupun interaksi fisik yang dapat menjadi cara penularan COVID-19 yang lebih masif untuk menjamin sistem yang dibuat dapat dijalankan dengan baik.

"Buatlah satuan tugas khusus untuk melakukan pembinaan di lapangan," ujarnya.

Dia menuturkan sektor sosial dan ekonomi sangat berkaitan sehingga cara bijak untuk mampu mencapai hasil yang baik pada kedua sektor tersebut adalah kebijakan gas dan rem yang berlandaskan fakta dan data yang ada untuk dapat mencegah penularan COVID-19 di tengah masyarakat.

Baca juga: Satgas: Kerumunan Tanah Abang runtuhkan jerih payah pemerintah

Wiku mengatakan di tengah penerapan kebijakan pengetatan mobilitas dan peniadaan mudik di Indonesia, nyatanya di lapangan masih ditemukan kenaikan mobilitas penduduk khususnya ke pusat perbelanjaan.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 terkait mobilitas dalam pengamatan sejak 11 Maret sampai dengan 16 April 2021, diketahui bahwa selama tiga pekan terakhir terdapat enam provinsi dengan kenaikan mobilitas ke pusat perbelanjaan tertinggi di Indonesia yaitu Provinsi Aceh, Gorontalo, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara dan Sumatera Barat, dengan puncak kenaikan masing-masing pada 9 April 2021.

Baca juga: Satgas: Pemalsuan antigen dan mafia karantina harus ditindak tegas

Menurut Wiku, itu menjadi alarm bagi semua karena secara historis kenaikan mobilitas selalu diikuti kenaikan kasus.

Dia tidak menginginkan hasil jerih payah masyarakat dan pemerintah selama lebih dari setahun terakhir untuk menjaga kondisi COVID-19 nasional yang cukup stabil dan mengendalikan penularan COVID-19 menjadi sia-sia karena terjadi mobilitas yang berujung pada kerumunan dan peningkatan penularan COVID-19.

Baca juga: Satgas: Terjadi peningkatan kasus pada klaster perkantoran di Jakarta

Justru, masyakarat dan seluruh daerah harus tetap waspada dan segera melakukan antisipasi untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 dan mobilitas tinggi di pusat perbelanjaan yang sama di masa akan datang karena rentan dengan penularan COVID-19.

"Kita belum keluar dari pandemi COVID-19, ancaman penularan masih ada dan nyata. Oleh karena itu, hal terbaik yang kita lakukan adalah melakukan segala aktivitas dengan terkendali agar produktivitas sosial ekonomi masyarakat pun tetap menuai perkembangan yang baik," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes: 10 provinsi alami peningkatan kasus dalam 4 pekan terakhir
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021