Jakarta (ANTARA News) - BUMN pupuk PT Petrokimia Gresik menargetkan peningkatan produksi pupuk majemuk (NPK) hingga mencapai 3,48 juta ton pada 2015 untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang terus meningkat.

"Saat ini kami mengembangkan pabrik pupuk NPK hingga pada 2015 dengan kapasitas produksinya mencapai 3,48 juta ton," kata Pelaksana tugas Dirut PT Petrokimia Gresik (Petrogres) Nugroho Purwanto di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan saat ini produksi pupuk NPK dengan merek dagang Phonska itu telah mencapai 2,4 juta ton dan tahun depan akan ditingkatkan lagi menjadi 2,8 juta ton.

Penambahan kapasitas itu, lanjut dia, seiring dengan program pemerintah yang akan mengurangi subsidi pupuk tungga urea dan meningkatkan subsidi pupuk majemuk (NPK) guna meningkatkan peningkatan produktivitas lahan pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Semetara itu, Direktur Teknik dan Pengembangan Petrogres Firdaus Syahril, menjelaskan, sejak tahun lalu pihaknya telah membangun proyek mengkonversi sebagian produksi pupuk SP-36 menjadi pupuk NPK.

Dengan proyek tersebut, kapasitas pupuk SP-36 yang mencapai satu juta ton turun menjadi 500 ribu ton pertahun untuk diganti menjadi pupuk NPK sebanyak 400 ribu ton.

"Jadi pada Pebruari 2011 kapasitas produksi pupuk NPK Petrogres telah mencapai 2,8 juta ton naik 400 ribu ton dibandingkan tahun ini sebesar 2,4 juta ton pertahun," kata Firdaus.

Setelah itu, lanjut dia, Petrogres akan terus menambah kapasitas produksi pupuk NPK dengan membangun pabrik baru, sehingga pada lima tahun ke depan (2015) produksinya mencapai 3,48 juta ton per tahun.

Daya Saing

Lebih jauh Plt Dirut Petrogres Nugroho Purwanto yang juga Direktur Keuangan mengatakan pihaknya terus meningkatkan daya saing, dengan melakukan efisiensi dan melakukan kerja sama untuk jaminan bahan baku, terutama untuk pupuk NPK.

"Pada September (2010) proyek konversi energi batu bara selesai. Dengan demikian kami mampu menghemat biaya energi sebesar 11 juta dolar AS pertahun," katanya.

Sejak Mei 2008 Petrogres, lanjut dia, membangun penyediaan sumber energi listrik dan steam berbasis batu bara yang terdiri dari steam boiler 2x150 ton perjam, pembangkit listrik 32 MW dengan hasil bersih 25 MW, dan unit pendukung lainnya seperti dermaga untuk bongkar muat batu bara berkapasitas 10 ribu ton, sistem penanganan abu batu bara, serta konveyor.

Proyek tersebut, kata Nugroho, menelan investasi sebesar Rp597,69 miliar yang berasal dari pinjaman bank nasional Rp358,31 miliar dan sisanya dari dana perusahaan.

Selain itu, lanjut dia, Petrogres juga berencana membangun pabrik baru asam fosfat berkapasitas 200 ribu ton pertahun dengan investasi senilai 200 juta dolar AS. Pabrik itu merupakan patungan Petrogres dengan Jordan Phosphate Mine Co Plc (JPMC).

"Dengan adanya pabrik itu, kelak kami memiliki jaminan bahan baku asam fosfat untuk pupuk NPK, sehingga harganya bisa bersaing untuk mengantisipasi pasar bebas," kata Nugroho.

Direktur Teknik dan Pengembangan Petrogres Firdaus Syahril menjelaskan pihaknya merencanakan pembangunan pabrik asam fosfat tersebut pada Desember dan menargetkan selesai pada 2013.

Selain memproduksi pupuk NPK, Petrogres juga memproduksi pupuk urea, SP-36, DAP, ZA, dan lainnya.

(R016/R010/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010