Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan pemerintah daerah tiga provinsi yaitu NTT, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) perlu bekerja sama untuk merancang pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk saling memenuhi kebutuhan energi di daerah masing-masing.

"Tidak ada pilihan lain selain menggunakan energi baru terbarukan dan dunia sedang menuju perubahan ke arah itu sehingga jika tidak berubah maka akan tergilas perubahan itu," kata Gubernur Viktor Laiskodat dalam keterangannya di Kupang ,Kamis.

Dalam web seminar yang digelar Bank Indonesia tentang transformasi Bali-Nusra dengan tema "Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Daerah" yang menghadirkan Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur NTB Zulkieflimansyah itu  Viktor  mengatakan NTT merupakan salah satu pusat energi baru terbarukan khususunya solar farm. Pulau Timor dan Pulau Sumba, lanjut dia adalah pulau dengan potensi panas matahari terbaik di Indonesia.


Baca juga: PLN kembangkan kapasitas pembangkit EBT di NTT capai 22,72 MW


Potensi ini dapat dikembangkan untuk saling mendukung kebutuhan energi bagi wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat (Bali-Nusra).

Ia mengatakan sektor pariwisata yang juga menjadi unggulan dari ketiga provinsi ini juga ke depan menghadapi tantangan yang sama terkait penerapan EBT.

"Ke depan tidak menginap di hotel yang masih menggunakan sumber energi fosil. Orang akan protes dan terus menerus tekanan akan datang kepada kita maka kita harus menuju energi baru terbarukan," katanya.

Gubernur Viktor menginginkan agar ketiga provinsi ini membangun energi dalam semangat yang sama karena saat ini grup-grup besar dunia terus menekan agar energi fosil perlahan harus ditinggalkan dan dunia menuju EBT baik itu bersumber dari angin, matahari, panas bumi, arus laut, dan sebagainya.


Baca juga: Pemerintah segera bangun empat PLTS di NTT


"Oleh karena itu kita perlu duduk bersama merancang pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan yang ada karena kita tahu bahwa siapa yang memegang energi dia memegang dunia" katanya.

Turut hadir dalam webinar, Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi, Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro, Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, NTB dan NTT dan sejumlah pengamat ekonomi dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Tanah Air.


Baca juga: Memanen cahaya matahari di bumi NTT demi target rasio elektrifikasi

Baca juga: Realisasi bauran EBT capai 13,55 persen hingga April 2021

Baca juga: Tiga insentif untuk mendorong pertumbuhan PLTS atap

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021