sudah dalam kondisi parah atau kritis sehingga langsung memerlukan perawatan intensif di ICU
Bandung (ANTARA) - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan Jawa Barat, Dewi Basmala Gatot menuturkan mayoritas pasien COVID-19 yang dirujuk atau datang ke rumah sakit itu sudah dalam kondisi kritis atau membutuhkan perawatan intensif.

"Jadi mayoritas atau banyaknya itu pasien yang datang ke kami (RSUD Al Ihsan) sudah dalam kondisi parah atau kritis sehingga langsung memerlukan perawatan intensif di ICU," kata Dewi Basmala Gatot, dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Halaman Belakang Gedung Sate Bandung, Jumat.

Ia menuturkan saat ini keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien COVID-19 di RSUD Al Ihsan di Kabupaten Bandung itu sudah terisi 100 persen.

Baca juga: Satgas: Penambahan positif COVID-19 Jabar sepekan terakhir 1.000 lebih

Dewi mengatakan dari 151 tempat tidur pasien COVID-19 di rumah sakitnya dan saat ini semuanya sudah terisi penuh dan 20 orang lainnya masih menunggu untuk screening pada Jumat pagi.

"Untuk COVID-19 itu memang sekarang betul-betul mengerikan. Di Al Ihsan ketersediaannya adalah 151 tempat tidur, saat ini BOR 100 persen. Semua full. Utilitas terpakai semua. Itu juga masih ada 20 pasien di IGD sedang screening untuk menentukan apakah bisa isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit," kata Dewi.

Dewi menjelaskan bahwa maksud dari kondisi COVID-19 yang mengerikan atau banyak yang datang dalam kondisi buruk, bahkan meninggal di IGD.

Baca juga: Positif COVID-19, satu anggota DPRD di Garut-Jabar meninggal dunia

"Jadi dia sudah lama sakit di rumah, tidak terdeteksi, atau terlambat ke rumah sakit," kata Dewi.

Dewi mengatakan RSUD Al Ihsan sudah mengurangi jumlah tempat perawatan kategori hijau atau untuk pasien dengan gejala ringan.

Selain itu, memindahkan pasien di tempat perawatan zona hijau ini ke pusat isolasi mandiri atau isolasi mandiri di rumah.

Baca juga: Dua hari lebih 200, positif COVID-19 di Garut-Jabar 100 kasus per hari

"Saat ini rumah sakit hanya merawat yang bergejala sedang (ruang isolasi kuning) dan berat (ruang isolasi merah) saja. Sudah dua minggu ini 100 persen terisi," kata Dewi.

Pihaknya juga sedang mempersiapkan penambahan tempat tidur sebanyak 89 tempat tidur lagi dan penambahan 30 orang perawat. Semua sarana dan sumber dayanya sedang dipersiapkan.

"Kalau ada outbreak, kami akan siapkan 500 tempat tidur, semuanya siap jadi tempat perawatan pasien COVID-19," katanya.

Baca juga: Ridwan Kamil minta Wapres doakan Wagub Jabar sembuh dari COVID-19

Dewi juga meminta masyarakat untuk melakukan screening atau tes COVID-19 secepat mungkin jika memiliki gejala COVID-19 seperti batuk, flu, dan demam serta gejala lain seperti maag, mual, pegal, dan capai pun harus menjadi perhatian.

"Untuk masyarakat kenalilah gejalanya sejak dini. Termasuk yang tidak spesifik. Maag saja harus screening, mual, pegal capek, waspada. Langsung screening ke tempat terdekat, jangan masuk rumah sakit kalau sudah parah," katanya.

Baca juga: Jabar gencar lakukan pelacakan terkait ASN Gedung Sate COVID-19

Di tempat yang sama Direktur RS Borromeus Bandung, Chandra Mulyono menambahkan RS Borromeus juga mengalami peningkatan angka pasien COVID-19.

Chandra mengatakan pihaknya juga akan menambah kapasitas tempat tidur perawatan khusus pasien COVID-19.

"Beberapa hari ini terjadi juga peningkatan kasus. Kami sudah siapkan ruang rawat inap untuk isolasi dan sumber daya beserta alat-alat kesehatan. Memang kami dengan 121 tempat tidur masih ada ruang untuk perawatan. Kalau meningkat terus, kita buka kembali sampai 159 tempat tidur," katanya.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 Kota Cirebon tertinggi ketiga di Jabar

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021