Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi mengalami 206 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Selasa (15/6), mulai pukul 00.00-24.00 WIB.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat empat kali gempa awan panas guguran, 33 kali gempa fase banyak, satu kali gempa frekuensi rendah, 17 kali gempa embusan, tujuh kali gempa vulkanik dangkal, serta satu kali gempa tektonik.

Berdasarkan pengamatan visual di gunung api aktif itu teramati 26 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter mengarah ke barat daya dan tenggara.

Baca juga: Volume kubah lava di tengah kawah Merapi capai 2 juta meter kubik

Awan panas guguran juga teramati meluncur empat kali dari Gunung Merapi dengan jarak luncur terjauh 1.600 meter ke arah barat daya, sedangkan laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 0,8 sentimeter per hari.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Baca juga: Gunung Sinabung tiga kali semburkan abu vulkanik ke arah barat
Baca juga: Kawasan Bromo-Semeru kembali dibuka untuk wisatawan mulai 24 Mei


Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021