Bandarlampung (ANTARA) - Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana menyesalkan adanya peristiwa penganiayaan terhadap seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Kedaton yang dipukuli oleh tiga orang tidak dikenal.

"Saya mengutuk keras penganiayaan terhadap Rendi salah satu perawat puskesmas di kota ini," katanya, di Bandarlampung, Minggu.

Dia menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian agar kasus pengeroyokan perawat ini dapat diusut tuntas karena menurut keterangan korban, salah satu dari pelaku penganiayaan tersebut mengaku keluarga pejabat.

Baca juga: Panglima TNI: Nakes adalah kesatria negara lawan COVID-19

Ia menjelaskan bahwa perawat tersebut dianiaya dan dikeroyok oleh tiga orang tidak dikenal sekitar pukul 04.00 WIB di tempat kerjanya di Puskesmas Kedaton.
Pemerintah Kota Bandarlampung akan mengawal kasus ini dan memberikan pendampingan hukum kepada perawat yang dianiaya.

"Kemungkinan mereka memaksa pinjam tabung oksigen untuk isolasi mandiri tetapi tidak begini caranya. Kalau memang ada yang rawat mandiri bilang kepada kelurahan atau kecamatan pasti akan kita layani dan rawat," kata dia.

Menurut dia, tim medis atau nakes tidak pantas diperlakukan seperti itu karena mereka telah bekerja 24 jam untuk melayani masyarakat bahkan seharusnya tenaga kesehatan dilindungi.

"Jadi siapa pun orangnya mau dia keluarga pejabat atau bukan tidak boleh melakukan tindakan seperti ini, apalagi tim medis kota ini sudah maksimal melakukan pelayanan siang malam untuk warga," kata dia.

Baca juga: Ketua Satgas apresiasi peran nakes yang bantu vaksinasi di GBK

Dia mengungkapkan bahwa keadaan perawat tersebut saat ini sedikit mengalami trauma dan sedang menjalani perawatan di RSUD Abdoel Moeloek.

"Kita doakan saja Rendi (perawat) kondisinya membaik. Saya harap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kota ini," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Edwin Rusli mengungkapkan berdasarkan informasi yang diterima bahwa perawat bernama Rendi saat kejadian sedang melaksanakan piket, kemudian datang tiga orang ingin meminjam tabung oksigen.

Namun, lanjut dia, karena tidak ada pasien yang dibawa pelaku ke puskesmas maka korban (Rendi) menanyakan keberadaan pasien, namun bukan mendapat jawaban, tetapi malah perawat itu mendapat pukulan di kepalanya.

Baca juga: IDI siapkan penambahan SDM nakes optimalkan penanganan COVID-19

"Pelaku bilang ada orang tua sakit dan mau pinjam tabung oksigen. Lalu ditanya oleh korban, pasiennya mana?, dijawab gak ada, di rumah. Kemudian perawat menimpali di sini bukan tempat peminjaman tabung oksigen, kita puskesmas dan yang sakit disuruh dibawa ke puskemas namun si perawat malah di keroyok," kata dia.

Atas peristiwa itu, lanjut dia, korban mengalami beberapa luka di bagian kepala dan kini sedang menjalani perawatan di RSUD Abdoel Moeloek.


 

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021