Alat ini sangat cocok ditempatkan di daerah yang jauh dari jalur distribusi oksigen
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mendatangkan sembilan unit deployable oxygen concentrator system (DOCS) yang dibeli melalui realokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemenperin, di mana masing-masing unit dapat menyuplai oksigen untuk 700 pasien COVID-19 per hari.

“Alat ini sangat cocok ditempatkan di daerah yang jauh dari jalur distribusi oksigen,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Agus menyampaikan, Kemenperin berupaya mencari dan melakukan pengadaan oxygen concentrator atau generator oksigen bagi pasien COVID-19 karena dinilai lebih efisien dan tidak memerlukan pengadaan oksigen, tabung oksigen, dan isotank.

Diketahui, oxygen concentrator dapat memproduksi oksigen dan mendistribusikan langsung pada pasien COVID-19 di lokasi perawatan.

Menurut Agus, Kemenperin senantiasa mendorong agar kebutuhan oxygen concentrator dipenuhi oleh industri dalam negeri.

Misalnya, mendorong agar inovasi Konsentrator Oksigen berkapasitas 5 liter/menit yang dikembangkan PT YPTI (Yogya Presisi Tekhnikatama Industri) sampai dapat diproduksi massal.

Mengingat oxygen concentrator bisa membantu pasien COVID-19 non-ICU, maka Kemenperin menargetkan dapat segera mendatangkan setidaknya 20.000 unit oxygen concentrator.

Sampai hari ini, Kemenperin telah menginventarisasi 8.600 unit oxygen concentrator yang di antaranya berasal dari kontribusi PT Indorama, Temasek, Daihatsu-Isuzu-TSM, PT Mitsubishi, dan PT Obsidian Stainless Steel.

Selain itu, Kemenperin juga melakukan pengadaan oxygen concentrator melalui realokasi APBN Kemenperin. Kemenperin menargetkan dapat segera mendatangkan sebanyak mungkin DOCS.

Baca juga: Kemenperin amankan produksi dan distribusi oksigen untuk medis

Baca juga: Menko Luhut: RI pesan 10.000 tabung oksigen dari Singapura

Baca juga: Produksi oksigen medis diprioritaskan, Menperin minta industri maklum

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021