Kami tidak mau remah-remah, kami ingin kebebasan, dan kami menginginkannya sekarang.
Havana (ANTARA) - Pemerintah Kuba mengumumkan pada Rabu untuk mencabut sementara pembatasan jumlah makanan dan obat-obatan yang boleh dibawa wisatawan ke negara itu.

Ribuan orang pada Ahad lalu memprotes kelangkaan bahan-bahan pokok, pembatasan kebebasan sipil, dan lonjakan COVID-19 di negara yang diperintah Partai Komunis itu. Pemerintah menyalahkan kelompok "kontra-revolusioner" yang dibiayai AS telah mengeksploitasi kesulitan ekonomi akibat sanksi AS.

Secara khusus, para pejabat mengecam kampanye di media sosial yang menyerukan bantuan kemanusiaan. Menurut mereka, kampanye itu bertujuan untuk menciptakan ketidakstabilan di Kuba. Salah satu kampanye menuntut pemerintah mencabut pembatasan bea cukai terhadap makanan, obat-obatan dan produk kebersihan yang langka saat negara itu tengah berjuang menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak kejatuhan bekas sekutu mereka, Uni Soviet.

Baca juga: Ribuan warga Kuba turun ke jalan, tuntut Diaz-Canel mundur

Perdana Menteri Manuel Marrero mengatakan pemerintah akan mencabut pembatasan itu mulai Senin depan hingga akhir tahun, walaupun tidak merujuk pada tuntutan kampanye. "Itu adalah permintaan banyak wisatawan dan perlu untuk mengambil keputusan ini," kata Marrero.

Tidak jelas seberapa besar keputusan itu berdampak pada perubahan situasi kemanusiaan di Kuba saat ini mengingat hanya sedikit penerbangan ke negara di kepulauan Karibia itu akibat pandemi.

Kritikus pemerintah Yoani Sanchez, yang menjalankan situs berita 14ymedio, segera mencuit di Twitter bahwa izin semacam itu tidak akan cukup.

"Kami tidak mau remah-remah, kami ingin kebebasan, dan kami menginginkannya sekarang," tulisnya. "Jalanan telah berbicara: kami tidak takut." Sumber : Reuters

Baca juga: AS beri sanksi Kemendagri Kuba karena diduga langgar HAM

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021