Jakarta (ANTARA) - Tim mahasiswa IPB Universtiy mengembangkan perangkat lunak atau software bernama "TTM" yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada korban kekerasan seksual dengan memudahkan pelaporan.

Menurut keterangan resmi IPB University yang diterima di Jakarta, Rabu, tim mahasiswa yang beranggotakan Cindy Aurellie Hutomo, Ali Naufal Ammarullah dan Muhammad Fauzan Ramadhan membuat software itu untuk kompetisi UNY IT Competition 2021 dan keluar sebagai juara ketiga.

Baca juga: Imam Nuryawan raih predikat mahasiswa berprestasi IPB University 2021

Dalam kompetisi yang berfokus pada pengembangan software sebagai alternatif pendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), tim mengembangkan "TTM" dengan latar belakang kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia tidak kunjung usai, baik di ranah personal maupun komunitas, dan terdapat stereotip yang menjadikan penanganan kasus menjadi bias dan korban tidak melanjutkan penanganan kasus.

"Sasaran pengguna aplikasi ini adalah korban kekerasan seksual, terutama perempuan. Fitur TTM terbagi tiga, yaitu pelaporan, konsultasi, dan panic button. Fitur pelaporan memudahkan pengguna melaporkan terkait insiden yang dialami, sehingga pengguna tidak perlu repot pergi ke tempat berwajib," jelas Ali, salah satu anggota tim yang mengembangkan TTM.

Proses pelaporan kemudian diteruskan ke pelayanan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Fitur konseling memberi tempat untuk konseling dengan dokter dan psikolog serta menyediakan sarana telepon yang tersambung dengan Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA).

Baca juga: Indonesia kini miliki pusat data rajungan

Baca juga: Pakar IPB jelaskan implementasi biosains hewan dalam ilmu pengetahuan


Selain itu, terdapat pula fitur panic button yang dapat menarik perhatian dari lingkungan sekitar apabila pengguna mengalami kekerasan seksual dengan jika menekan tombol help, ponsel dapat mengeluarkan suara secara berulang serta layar berisi tulisan permintaan tolong.

"Berdasarkan hasil survei kami kepada 57 responden, 91,2 persen merasa software ini dapat mengimplementasikan Rancang Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) secara konkrit pada elemen masyarakat," kata Muhammad.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021