Jakarta (ANTARA) - Kimia Alizadeh yang saat ini memperkuat tim pengungsi dan merupakan peraih medali perunggu taekwondo untuk Iran di Olimpiade Rio, sukses mengalahkan mantan rekan senegaranya di Olimpiade Tokyo 2020, Minggu.

Dengan kemenangan di kelas -57kt tersebut, Kimia Alizadeh membuka peluang untuk merebut medali kedua pada kejuaraan terakbar di dunia itu.

Bertanding di bawah bendera putih Tim Olimpiade Pengungsi, Alizadeh yang berusia 23 tahun itu menjadi favorit di arena Makuhari Messe. Saat masuk ke lokasi pertandingan, ia mendapat tepuk tangan dari media dan lainnya yang hadir di tempat, mengingat tidak ada penonton umum yang diizinkan.

Sorak-sorai kembali berkobar saat ia mengakhiri pertandingan melawan Nahid Kiyanichandeh dengan kemenangan 18-9. Alizadeh melaju ke babak 16 besar untuk menghadapi Jade Jones dari Inggris.

Baca juga: Peraih medali Olimpiade asal Iran berlaga sebagai pengungsi di Tokyo 

Alizadeh menjadi satu-satunya wanita yang memenangkan medali Olimpiade untuk Iran ketika dia meraih perunggu di Rio pada 2016.

Dia melarikan diri ke Jerman tahun lalu, dan merupakan satu dari tiga taekwondoin dan 29 atlet yang bersaing untuk tim pengungsi di Tokyo.

Populer di Instagram dengan 407.000 pengikut, Alizadeh telah meninggalkan jilbab yang dia kenakan di Rio, dan mengatakan dia meninggalkan tanah airnya karena muak digunakan sebagai alat propaganda, demikian laporan Reuters. 

Baca juga: Satu-satunya atlet putri Iran peraih medali Olimpiade akui membelot 
Baca juga: Tim Pengungsi Olimpiade diizinkan datang ke Tokyo 
Baca juga: IOC tunjuk 29 atlet perkuat tim pengungsi untuk Olimpiade Tokyo 

 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021