“Kesepuluh negara tersebut, yaitu Meksiko, Rusia, Jerman, Turki, Filipina, Belanda, Prancis, Italia, Afghanistan, dan Kenya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan skema imbal dagang bisnis ke bisnis (B2B) dengan 35 negara mitra untuk memperluas pangsa pasar produk ekspor Indonesia. 

“Kami berharap hal itu dapat memperluas pangsa pasar Indonesia dan memasarkan produk baru, sehingga memberikan tambahan nilai ekspor, menghemat devisa, serta mengatasi kesulitan ekonomi,” jelas Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag  Marthin lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Imbal dagang merupakan transaksi perdagangan yang dilakukan melalui pergerakan barang dan dokumen tanpa disertai transfer uang.

Marthin mengungkapkan dari penjajakan tersebut, 10 negara di antaranya menyambut baik inisiatif Indonesia dan memberikan respons positif untuk melakukan pembahasan teknis lebih lanjut.

“Kesepuluh negara tersebut, yaitu Meksiko, Rusia, Jerman, Turki, Filipina, Belanda, Prancis, Italia, Afghanistan, dan Kenya,” kata Marthin.

Dari penjajakan yang dilakukan, Indonesia berhasil menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Meksiko pada 2 Juli 2021. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) bertindak sebagai badan pelaksana kesepakatan imbal dagang B2B tersebut.

Baca juga: Mendag: Kemendag-Kemenhan jajaki imbal dagang dengan sejumlah negara

“Target kita tahun ini, nota kesepahaman tersebut akan segera diimplementasikan melalui penandatanganan kontrak dan pengiriman barang dari Indonesia ke Meksiko dan sebaliknya,” kata Marthin.

Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia menawarkan pupuk urea, pupuk batu bara, arang batok kelapa, dan ragam rempah-rempah seperti kayu manis, pala, dan lada. Sementara, Meksiko menawarkan biji wijen serta minyak nabati dari kanola dan biji bunga matahari.

Beberapa manfaat imbal dagang, lanjut Marthin, antara lain mempercepat transfer teknologi dan pengetahuan, mendukung upaya menciptakan keseimbangan neraca perdagangan serta pembayaran, serta peningkatan produksi dan memperluas kesempatan kerja.

“Kami menyambut baik program kerja sama imbal dagang ini. PT PPI sebagai koordinator dapat menjembatani para pelaku usaha dengan negara mitra. Kami berharap para pelaku usaha dapat berpartisipasi aktif untuk menjalankan program kerja sama sekma imbal dagang untuk kepentingan nasional,” kata Direktur Komersial dan Pengembangan PPI (Persero) Andry Tanudjaja.

Kepala Divisi Trade Finance LPEI Syafruddin menekankan kepada para pelaku usaha untuk menyampaikan kebutuhan yang diperlukan kepada LPEI.

Skema imbal dagang nantinya akan menggunakan metode pembayaran documentary collection.

Baca juga: Pemerintah tindaklanjuti rencana imbal dagang dengan Rusia

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021