Kehadiran laboratorium berjalan tersebut sangat membantu pemerintah dalam upaya melakukan penelusuran, sekaligus mempermudah pemeriksaan sampel tes PCR
Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengoptimalkan kegiatan "testing", "tracing", "treatment" (3T) lewat laboratorium PCR berjalan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang beroperasi di kabupaten itu.
 
"Kegiatan 3T perlu dilakukan dalam rangka mendeteksi warga yang terpapar COVID-19 sekaligus upaya pengendalian penularan," kata Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Parigi Moutong Irwan, di Parigi, Jumat.

Ia menjelaskan kehadiran laboratorium berjalan tersebut sangat membantu pemerintah dalam upaya melakukan penelusuran, sekaligus mempermudah pemeriksaan sampel tes PCR karena masih banyak warga yang terpapar belum terdeteksi, sehingga dibutuhkan kolaborasi petugas kesehatan di masing-masing Puskesmas agar kegiatan 3T lebih optimal.

Oleh karena itu, warga Parigi Moutong diminta memanfaatkan momen tersebut memeriksakan diri jika sudah menunjukkan gejala COVID-19.

 
"Tentunya pemeriksaan sampel di kalikan tenaga kesehatan Puskesmas maupun rumah sakit, yang selanjutnya sampel tersebut di berikan kepada petugas di Dinas Kesehatan, lalu diteruskan ke laboratorium PCR," katanya.
 
Laboratorium PCR bergerak milik Kementerian Kesehatan yang didatangkan dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Makassar, Sulawesi Selatan, mulai dioperasikan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu (18/8/2021). (FOTO ANTARA/Moh Ridwan

Ia menjelaskan pada pemeriksaan sampel, laboratorium berjalan milik Kemenkes tersebut mampu memeriksa 400 sampel dalam sehari, namun saat ini baru sekitar 200-an sampel yang diperiksa di laboratorium tersebut.
 
Sebelum laboratorium ini beroperasi di Parigi Moutong kata dia, sampel-sampel feses pasien dicurigai terpapar COVID-19 diperiksa di pusat laboratorium kesehatan Sulawesi Tengah di Palu, sehingga untuk mengetahui hasil PCR butuh waktu.

"Maka dari itu sejumlah kasus terjadi, ada pasien yang sudah sembuh atau meninggal namun belum keluar hasil PCR. Tetapi dengan hadirnya laboratorium ini hanya hitungan sehari hasil PCR sudah bisa diketahui, dan alat ini sangat membantu proses 3T," katanya.

Menurutnya, jika peralatan tersebut tidak dimanfaatkan secara efektif dan tidak didukung masyarakat sangat disayangkan, sebab banyak daerah lain membutuhkan laboratorium itu, salah satunya Kabupaten Banggai.
 
Ia menegaskan, laboratorium tersebut tidak melayani PCR mandiri untuk kepentingan perjalanan, karena tujuan peralatan ini dihadirkan di Parigi Moutong khusus untuk penanganan COVID-19.

"Kalau warga melakukan PCR mandiri, kami sarankan agar ke fasilitas kesehatan yang melayani pemeriksaan berbayar. Peralatan yang diperbantukan pemerintah pusat ini tidak dipungut biaya," demikian Irwan.

Baca juga: Kapasitas gudang Farmasi Parimo terbatas menyimpan vaksin Corona

Baca juga: Kemenkes bantu Speedboat Ambulance untuk Parigi Moutong

Baca juga: Pandemi COVID-19, Dinkes tetap laksanakan penanganan kekerdilan

Baca juga: Pemkab Parigi Moutong liburkan sekolah cegah COVID-19



 

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021