Beni (ANTARA) - Terduga militan Islam menewaskan sedikitnya 19 orang dalam serangan di sebuah desa di Republik Demokratik Kongo timur, kata pihak berwenang setempat.

Para penyerang menjarah rumah-rumah dan mulai membakar di Kasanzi-Kithovo dekat Taman Nasional Virunga di provinsi Kivu Utara semalam antara Jumat dan Sabtu, kata mereka.

"Saya tidak tahu harus pergi ke mana dengan dua anak saya," kata warga desa Kahindo Lembula, yang kehilangan empat kerabatnya dalam serangan itu, kepada Reuters melalui telepon. "Hanya Tuhan yang akan membantu kami."

Kepala distrik Buliki, Kalunga Meso, dan kelompok hak asasi lokal CEPADHO menyalahkan serangan itu pada Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) - sebuah kelompok militan Islam yang dituduh membunuh ribuan orang dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar di daerah terpencil.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dan ADF tidak dapat dihubungi.

Pemerintah mengumumkan darurat militer di Kivu Utara dan provinsi tetangga Ituri pada awal Mei, dalam upaya memadamkan gelombang kekerasan yang sebagian besar dikaitkan oleh militer kepada ADF.

Tetapi sejak itu jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan semacam itu terus meningkat, menurut Pelacak Keamanan Kivu, yang memetakan kerusuhan di Kongo timur.

Sebelumnya pada Agustus, Presiden Felix Tshisekedi mengatakan pasukan khusus dari Amerika Serikat akan segera dikerahkan ke timur untuk mengukur potensi unit anti terorisme lokal untuk memerangi kekerasan kelompok militan Islam.

ADF masuk daftar hitam pada Maret oleh Washington sebagai kelompok teroris. ADF secara terbuka bersekutu dengan ISIS, yang pada gilirannya telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangannya.

Namun dalam laporan bulan Juni, para ahli PBB mengatakan mereka tidak menemukan bukti dukungan langsung dari ISIS ke ADF.

Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: 55 orang tewas dalam dua serangan di Kongo timur
Baca juga: Republik Demokratik Kongo umumkan pengepungan karena serangan militan

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021