menggunakan skema manajemen dana perwalian
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengharapkan terumbu karang yang mengalami kerusakan dapat diperbaiki melalui dana asuransi.

"Terumbu karang yang rusak akibat bencana, perlu secepatnya diperbaiki. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, perbaikannya jadi lebih sulit," ujar Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, salah satu sumber pendanaan cepat untuk perbaikan terumbu karang yang rusak adalah melalui asuransi.

"Ide ini mulai mengemuka ketika Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2018 menyampaikan keinginan Pemerintah Indonesia untuk menyediakan asuransi terumbu karang," paparnya dalam webinar "Peluang Asuransi Pemulihan Terumbu Karang".

Tercatat, luas wilayah terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektare dari sekitar 325 juta hektare wilayah perairan.

Baca juga: Pakar IPB jelaskan peran peran penting segitiga terumbu karang
Baca juga: LIPI: Degradasi terumbu karang di Teluk Ambon dampak pembukaan lahan


Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Andi Rusandi mengatakan, dari total luas terumbu karang di Indonesia, seluas 1,1 juta hektare terumbu karang berada dalam kawasan konservasi dan sisanya berada di luar kawasan konservasi.

"Jika terumbu karang rusak, akan mengancam juga keberlangsungan kehidupan di muka bumi. Sehingga perlu kita pikirkan bersama mekanisme untuk mendukung keberlanjutan terumbu karang," katanya.

Akademisi SMB-ITB Barli Suryanta menambahkan, perbaikan terumbu karang yang rusak akibat bencana perlu didukung mekanisme pendanaan yang berkelanjutan.

"Mekanisme keuangan dan pembiayaan atau asuransi untuk restorasi terumbu karang di Indonesia yang lebih memungkinkan adalah dengan menggunakan skema manajemen dana perwalian atau Badan Layanan Umum karena sudah didukung oleh ketentuan hukum dan regulasi yang sudah ada," katanya.

Baca juga: PLN transplantasi terumbu karang pakai listrik arus lemah
Baca juga: PLN Aceh bantu pelestarian terumbu karang Ujong Pancu Aceh Besar


Sementara itu, Direktur Kelembagaan dan Produk Industri Keuangan Non Bank OJK Asep Iskandar mengatakan terdapat pilihan metode pengasuransian terumbu karang.

"Misalnya berbasis indemnity atau berbasis kerugian. Kita bisa gunakan polis yang menerapkan berapa pun kerugiannya akan diganti. Atau menggunakan penerapan parametrik, di mana ukuran dibayarnya klaim itu berdasarkan kriteria tertentu," paparnya.

Namun, lanjut dia, tentu itu dikaitkan dengan asesmen risiko. Untuk itu para pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan terumbu harus melakukan analisis apakah dalam penerapannya akan menggunakan asuransi berbasis indemnity atau akan menggunakan parametrik, sehingga pilihan itu merupakan yang terbaik dan sesuai.

Baca juga: Pakar IPB: Kolaborasi jadi kunci penting untuk teliti terumbu karang
Baca juga: KKP bentuk Pusat Stok Terumbu Karang di Konawe Sulawesi Tenggara
Baca juga: Gili Matra dan Gili Balu jadi pusat rehabilitasi terumbu karang

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021