Makassar (ANTARA) - Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan hadirnya Bendungan Passeloreng dan Bendungan Gilireng Kabupaten Wajo, membantu sekaligus menjaga daerah itu menjadi lumbung pangan nasional.

Andi Sudirman Sulaiman yang mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara peresmian bendungan di Kabupaten Wajo, Kamis, menyampaikan terima kasihnya atas perhatian Jokowi untuk Sulsel.

"Mewakili seluruh masyarakat Sulsel, kami ucapkan terima kasih kepada bapak Presiden," katanya.

Dia menyatakan Sulsel sebagai provinsi lumbung pangan nasional sangat bersyukur atas perhatian Pemerintah Pusat dengan banyaknya pembangunan dan proyek strategis nasional yang dilaksanakan di Sulsel.

Baca juga: Presiden didampingi Ibu Negara bertolak ke Sulsel tinjau vaksinasi

Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan resmikan Bendungan Paselloreng Wajo


Dua infrastruktur di bidang pertanian ini merupakan bentuk apresiasi khusus Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden Jokowi kepada Sulsel sebagai penopang utama pangan nasional.

"Masyarakat Sulawesi Selatan patut memanjatkan doa sebagai rasa syukur atas apa yang kita capai bersama hingga hari ini," jelasnya.

Bendungan Passeloreng dibangun sejak 2015-2020 dengan anggaran Rp 771,7 miliar dan memiliki daya tampung 138 juta meter kubik (M3) dan luas genangan 1.258 hektare dan bendungan ini mampu mengairi sawah 8.500 hektare.

Sehingga diharapkan dapat menyuplai air yang akan dapat meningkatkan frekuensi tanam. Meningkatnya produksi lahan juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Bendungan ini juga bermanfaat untuk ketahanan air. Bisa mereduksi banjir sungai Gilireng hingga 489 meter/detik dan menyediakan air baku 145 liter/detik yang akan melayani 6 kecamatan di Kabupaten Wajo.

Sedangkan Bendungan Gilireng dengan tipe mercu bertingkat dengan lebar bendungan 50 meter, memiliki pintu penguras dengan 4 buah tipe elektrik dengan debit intake 16,34 m3/detik. Memiliki manfaat mengairi daerah irigasi Gilireng seluas 8.500 hektare.

Bendungan itu juga meningkatkan intensitas pertanaman (IP) semula 112 persen menjadi 300 persen untuk padi dan palawija. Juga dapat berfungsi sebagai objek wisata baru dan  menelan anggaran Rp 200 miliar dengan masa pengerjaan 2018-2021.*

Baca juga: DPRD Sulsel menelusuri penyimpangan proyek Bendungan Lalengrie Bone

Baca juga: Tiga warga Makassar tenggelam di Maros saat rekreasi

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021