Sekadau, Kalbar (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat Siti Fathonah mengatakan, sejak tahun 2009-2010 pihaknya sudah melatih sebanyak 145 orang melalui Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS).

"Tidak ada bidan yang boleh dilatih selain di institusi tersebut di Kalbar," kata Siti Fathonah usai Pelayanan KB di Desa Seraras, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kamis.

Siti Fathonah mengatakan, pelatihan tersebut untuk mendapatkan sertifikasi bagi bidan agar bisa melayani pemasangan alat kontrasepsi jenis implant dan IUD.

"Jadi, bagi bidan yang baru tamat dari sekolah bidan atau akademi, oleh Kementerian Kesehatan tidak dibolehkan memasang IUD dan implant sebelum dilatih oleh P2KS," ungkap Siti Fathonah.

Siti Fathonah mengungkapkan, dalam perkuliahannya ada mata pelajaran yang mengajari tentang cara pemasangan IUD dan implant.

Namun, kata dia, kalau dilakukan secara terintegrasi nantinya setelah kelulusan, selain mendapatkan ijazah kebidanan juga mendapatkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh P2KS.

"Tetapi, kenyataannya hal itu tidak dilakukan mengingat kredit poin mata kuliah tersebut tidak memenuhi kriteria," jelas Siti Fathonah.

Lebih lanjut Siti Fathonah mengatakan, setelah para bidan yang dilatih tersebut mendapatkan sertifikasi BKKBN melalui anggaran APBN memberikan bantuan berupa IUD dan implant untuk mereka.

Tidak hanya pelatihan P2KS saja, BKKBN Kalbar tahun depan menyediakan bantuan untuk sarana kepada 327 Klinik KB (KKB) se-Kalbar yang sudah terdaftar dalam data basis. "Bantuan tersebut diberikan kepada KKB yang sudah terdaftar dalam data basis BKKBN Kalbar saja dengan menggunakan anggaran APBN," katanya.

Ia menambahkan, bantuan sarana tersebut berupa pelatihan bidan, pelatihan tenaga dokter karena tidak semua dokter bisa memasang IUD dan implant.

"Kemudian bantuan lain seperti IUD atau spiral kit dan implant kit serta kelengkapan sarana pelayanan KB," tambahnya.
(ANT-089/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010