Hal yang saya sukai dari dokter satwa liar adalah kalian harus benar-benar berpikir dan berpikir di luar kebiasaan,
Jakarta (ANTARA) - Studi ilmiah menemukan bahwa jenggot mungkin merupakan bentuk evolusi manusia untuk melindungi wajah pria dari pukulan.

Penemuan oleh ilmuwan Universitas Utah tersebut memenangi hadiah Ig Nobel bidang perdamaian yang diumumkan secara daring pada Kamis (9/9).

Ig Nobel adalah parodi penghargaan tahunan sejak 1991 untuk pencapaian luar biasa dalam bidang sains dan kemanusiaan. Tujuannya, membuat Anda tertawa lalu berpikir.

Penghargaan itu diberikan oleh para pemenang Nobel (asli) dan biasanya digelar di Sanders Theatre Universitas Harvard. Ini adalah tahun kedua penghargaan itu diberikan secara daring.

Tahun ini, setiap pemenang dihadiahi piala kertas untuk dirakit sendiri dan uang Zimbabwe palsu senilai $10 triliun (Rp 145 kuadriliun).

Hadiah Ig Nobel bidang transportasi diberikan kepada peneliti Universitas Cornell atas penemuan bahwa mengangkut badak secara terbalik dengan kaki di atas lebih aman bagi hewan tersebut.

"Hal yang saya sukai dari dokter satwa liar adalah kalian harus benar-benar berpikir dan berpikir di luar kebiasaan," kata Robin Radcliffe, salah satu anggota tim peneliti studi Afrika.

"Anda harus menjadi jenius dan kreatif, dan bahkan sedikit gila untuk memindahkan badak dengan cara ini."

Susanne Schotz dari Swedia meraih hadiah Ig Nobel bidang biologi.

Dia menganalisis variasi suara kucing yang mengeong, mendengkur, menggumam, mendesis, melolong, dan lain-lain saat berkomunikasi dengan manusia.

Dia bahkan mendemonstrasikan beberapa jenis suara kucing yang dipelajarinya.

Hadiah bidang ekologi diberikan kepada sekelompok ilmuwan yang mempelajari bakteri dalam gumpalan permen karet yang menempel pada trotoar di seluruh dunia.

Hadiah bidang obat-obatan diraih peneliti yang menunjukkan bahwa orgasme bisa menjadi obat yang efektif bagi hidung tersumbat.

Sumber: Reuters/Ig Nobel

Baca juga: Penelitian kulit pisang raih penghargaan parodi Ig Nobel

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021