Penerapan protokol kesehatan harus selalu diterapkan untuk menghindari risiko lonjakan kasus
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengajak masyarakat untuk menguatkan protokol kesehatan untuk mencegah kembali terjadinya lonjakan kasus COVID-19 seiring berjalannya mobilitas masyarakat yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Dengan diberlakukannya penyesuaian pada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan kasus yang menurun, selalu ada potensi gelombang baru COVID-19 yang mengintai orang-orang yang abai protokol kesehatan.

"Untuk itu, kita perlu sama-sama mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 yang bisa dipicu oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Penerapan protokol kesehatan harus selalu diterapkan untuk menghindari risiko lonjakan kasus," ujar Johnny dalam keterangannya, Rabu.

Baca juga: Pemerintah ingatkan warga positif COVID-19 jangan nekat ke tempat umum

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak 2 Agustus 2021 telah terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di Indonesia. Bahkan, saat ini mobilitas masyarakat, khususnya di Jawa dan Bali, telah meningkat secara signifikan.

Data tersebut juga sejalan dengan laporan WHO pada 15 September 2021 yang mengungkapkan peningkatan mobilitas terpantau secara khusus di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

"Peningkatan mobilitas yang saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi, harus menjadi perhatian bersama. Kita semua harus selalu waspada dan tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, agar peningkatan mobilitas masyarakat bisa terus sejalan dengan upaya penanganan pandemi COVID-19," kata Johnny.

Oleh karena itu, selain terus menerapkan PPKM berlevel, pemerintah juga terus memperkuat penerapan aturan perjalanan domestik dan internasional. Hal ini dilakukan beriringan dengan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk internasional ke Indonesia.

Baca juga: Menkominfo apresiasi dukungan masyarakat dalam pelaksanaan PPKM

Selain itu, pemerintah juga memperkuat upaya penanganan pandemi dengan memperkuat deteksi dini melalui peningkatan tes epidemiologi, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, dan surveilans genomik di daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan kasus.

Penguatan upaya penanganan pandemi juga dilakukan melalui peningkatan ketersediaan tempat tidur rumah sakit untuk penanganan COVID-19, pemenuhan suplai oksigen, alat kesehatan, dan SDM kesehatan mulai dari mengerahkan tenaga kesehatan cadangan, pengetatan syarat masuk RS, hingga meningkatkan pemanfaatan isolasi terpusat.

Pemerintah juga terus menambah alokasi vaksin di daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi.

Hal ini diiringi dengan penambahan tempat sentra vaksinasi, pemberlakuan syarat kartu vaksin untuk pelaku perjalanan dan penggunaan fasilitas publik, dan percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, lansia, dan orang dengan komorbid.

Meski kondisi pandemi di Indonesia telah menunjukkan perbaikan, Johnny mengingatkan masyarakat untuk tetap mengurangi mobilitas di ruang publik.

Jika masyarakat harus mengunjungi ruang publik, masyarakat diminta untuk memilih tempat yang sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai alat skrining akses masuk.

Baca juga: 1,1 juta dosis vaksin Pfizer tahap tiga dari AS tiba di Indonesia

Baca juga: Optimalkan dukungan teknologi informasi menuju hidup bersama COVID-19

Baca juga: Pemda diminta percepat vaksinasi pendidik dukung PTM

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021