Jayapura (ANTARA) - Ketua Pengprov Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia Lampung Rahmad Mirzani Djausal mengapresiasi pencapaian tim bisbol putra Lampung meskipun hanya meraih medali perak.

"Seluruh tim sudah bekerja keras. Apa pun hasilnya harus kita apresiasi. Ini yang terbaik bisa kita berikan kepada masyarakat Lampung," kata Mirzani  Minggu.

Menurutnya, beban mental dan stamina yang menjadi faktor kegagalan tim bisbol Lampung untuk meraih medali emas.

"Mungkin anak-anak terlalu terbebani, sehingga sulit bermain lepas. Selain itu, secara usia, tim DKI juga lebih muda, sehingga stamina juga lebih baik," ungkapnya.

Mirza menambahkan hasil PON ini akan menjadi bahan evaluasi, untuk memperbaiki segala kekurangan, termasuk upaya regenerasi pemain agar di PON selanjutnya bisa meraih medali emas.


Tim bisbol putra Lampung gagal meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua usai kalah di final oleh tim DKI Jakarta dengan skor 2-5

Pada pertandingan final bisbol, di Lapangan AURI, Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu, tim bisbol putra Lampung harus mengakui keunggukan DKI Jakarta yang bermain apik.

Hasil pertandingan tersebut semakin mengukuhkan predikat tim bisbol Lampung sebagai spesialis medali perak PON, mengingat pada beberapa ajang olahraga empat tahunan itu juga mendapatkan medali perak seperti PON di Riau dan Jabar.

Pada awal pertandingan, kedua tim bermain kurang lepas. Inning pertama, Lampung dan DKI Jakarta, sama-sama gagal mencetak skor. Begitu juga pada inning berikutnya. Kedua tim masih gagal mencetak skor.

DKI Jakarta berhasil memecah kebuntuan dengan mencetak poin pertama pada inning ketiga. Lampung sempat menyamakan kedudukan menjadi 1-1, namun kembali tertinggal 1-2.

Selanjutnya, tim Lampung seperti sulit lepas dari tekanan. Hingga akhirnya, DKI Jakarta menutup pertandingan dengan skor kemenangan 5-2 pada inning 8a.

Baca juga: Bisbol putra DKI Jakarta raih emas kalahkan Lampung
Baca juga: Tim bisbol Lampung melaju ke final usai libas Banten 10-0


Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021