Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memberikan bantuan bibit mangrove melalui program rehabilitasi mangrove kepada warga Papua sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan mereka.

Sekretaris BRGM Ayu Dwi Utari di Jakarta, Senin, menyatakan tujuan jangka panjang program rehabilitasi mangrove yakni memberikan sumber penghasilan tambahan bagi warga.

Dikatakannya, Indonesia memiliki kawasan hutan mangrove seluas 3,36 juta hektare, sekitar 1,5 juta hektare sebarannya berada di Papua dan Papua Barat.

Namun sekitar 6 persen di antaranya mengalami kerusakan, salah satunya di Kelurahan Klamana Sorong, Papua Barat, salah satunya dipicu adanya pengambilan batu karang, sebagai mata pencaharian masyarakat.

Melalui program rehabilitasi mangrove, lanjutnya, diharapkan masyarakat tidak lagi mengambil batu karang yang dapat merusak ekosistem dan biota laut, sebaliknya bibit mangrove yang telah ditanam ini dapat dijaga masyarakat dan tumbuh 100 persen.

"Jadi nanti jangan gali batu lagi, percayalah jika mangrove ini bisa dijaga, nanti biota laut akan lebih banyak dan bisa meningkatkan pendapatan warga," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Selain itu, menurut dia, program rehabilitasi mangrove merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk mitigasi perubahan iklim global.

Baca juga: BRGM: Penanaman mangrove pulihkan ekonomi warga Papua di masa pandemi

"Seperti yang disampaikan Presiden, rehabilitasi mangrove untuk mengantisipasi perubahan iklim yang sedang terjadi di dunia," katanya.

Ketua Kelompok Tani Hutan Klamana, Demianus Werbete, mengatakan kerusakan mangrove salah satunya dipicu adanya pengambilan batu karang, sebagai mata pencaharian masyarakat.

Di Kelurahan Klamana, tambahnya, telah ada bantuan pemerintah untuk melestarikan ekosistem mangrove, salah satunya dari BRGM. Program rehabilitasi mangrove yang dijalankan BRGM adalah penanaman bibit mangrove dengan melibatkan masyarakat secara langsung.

"Warga yang terlibat adalah 40 orang. Kami tanam di kawasan mangrove seluas 50 hektare," katanya.

Menurut dia, program pemerintah tersebut mampu mengubah pola pikir warga, karena mangrove bisa menjadi sumber penghasilan tambahan dan meningkatkan perekonomian mereka.

Senada dengan itu Ketua Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit II Sorong, Papua Barat Ina Roselina Sikirit mengatakan program rehabilitasi mangrove bisa membantu perekonomian warga, dan sejalan dengan tujuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada masa pandemi.

“Kami bersinergi tanam mangrove, bikin keramba atau tambak. Kepiting di sini banyak, jadi berkelanjutan karena dari akar mangrove, ada kepiting yang makan dan beranak di situ," katanya.

Selain itu mangrove juga bisa dijadikan lokasi wisata, lanjutnya, sehingga diharapkan para wisatawan juga nantinya bisa membeli oleh-oleh kepiting bakau.

"Jadi warga tidak perlu lagi menggali batu karena sudah ada sumber penghasilan tambahan," katanya.

Menurut dia, pulihnya ekosistem mangrove bisa memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan, seperti melindungi pantai dari abrasi, menghambat intrusi air laut, meningkatkan produksi hasil laut, serta dapat menjadi destinasi ekowisata.

Baca juga: Masih banyak praktik baik menjaga alam di Papua, sebut peneliti


 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021