Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) segera memiliki Instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah, dimana Ditjen Pendidikan Islam Kemenag saat ini sedang memfinalisasi Instrumen AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) yang berlangsung di Makassar, 5 - 7 Oktober 2021.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari program REP-MEQR (Realizing, Education's Promise-Madrasah Education Quality Reform) yang bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah," kata Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Moh Isom dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menag ajak santri miliki komitmen bela Tanah Air di sepanjang hidupnya

Program ini melibatkan para guru madrasah se Indonesia yang lolos seleksi. Mereka diminta menyusun soal-soal literasi membaca, numerasi, sains, dan literasi sosial budaya untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Isom berharap instrumen yang dihasilkan mampu memenuhi keperluan AKMI, yaitu secara komprehensif mampu mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter.

Hasil asesmen, lanjutnya, dapat digunakan oleh guru dan madrasah guna memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran bermutu.

"Alhamdulillah, kegiatan pengembangan instrumen AKMI telah memasuki tahap finalisasi dan telah dilakukan proses validasi instrumen. Sehingga, akan terlihat dan dapat dikelompokkan soal-soal sesuai dengan domain dan sub domain berdasarkan tingkat kesulitan," kata Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi Ahmad Hidayatullah dalam laporannya.

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan finalisasi ini juga akan merumuskan tingkat kesulitan instrumen.

Baca juga: Orang tua murid di madrasah bisa pilih anak ikut PTM atau PJJ

Baca juga: Uji coba PTM di madrasah telah dilakukan sejak 10 Agustus


Menurut Ahmad, tingkat kesulitan tersebut awalnya dipersepsikan berdasarkan teori konseptual.

Hal itu perlu dikonfirmasi dengan data empiris yang menunjukkan tingkat kesulitan yang objektif berdasarkan respons peserta validasi. Dengan demikian, diharapkan instrumen yang disusun akan memiliki karakteristik yang sama persis dengan karakteristik sasaran AKMI.

"Pastinya diperlukan kerja keras semua pihak selama kegiatan ini. Memperhatikan strategisnya kegiatan ini, tindak lanjut validasi yang telah dilakukan ini didampingi tim pakar dari berbagai dasar keilmuan agar nantinya dapat membenahi dan memperkaya koleksi dan variasi dalam inventarisasi soal-soal instrumen," ujar Ahmad.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021