Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dan strategis sebagai agen perubahan, kontrol sosial, moral force, penjaga nilai-nilai kebaikan, dan sebagai iron stock dalam kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara.

"Untuk menjalankan fungsi sebagai penggerak perubahan, mahasiswa dituntut untuk dapat bersikap kritis, berpikir visioner, dan melihat jauh ke depan. Selain mempunyai daya kreasi dan imajinasi yang kuat mengenai kondisi ideal yang dicita-citakan," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Ketua DPR Ke-20 RI ini memaparkan bahwa sebagai kontrol sosial, mahasiswa berperan untuk memperjuangkan keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan masyarakat agar tidak terjadi kesenjangan dan ketimpangan sosial. Dalam konsepsi ini, mahasiswa dituntut mempunyai kejelian dalam melihat dan menyelami realitas sosial yang terjadi di sekitarnya.

"Sebagai moral force, mahasiswa adalah sumber daya pembentuk moral bangsa,” ucap dia.

Baca juga: Ketua MPR: Kerja sama AUKUS jangan tingkatkan ketegangan

Dengan demikian, katanya. mahasiswa harus dapat menjadi contoh dan teladan yang kehadirannya mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Bamsoet mengatakan bahwa penguatan komitmen mahasiswa sebagai kekuatan moral terasa kian penting karena seiring dengan pesatnya laju modernitas dan derasnya arus globalisasi, tantangan dalam menghadapi penurunan moral bangsa akan semakin kompleks dan dinamis, khususnya bagi generasi muda bangsa.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan sebagai guardian of value (penjaga nilai-nilai kebaikan), maka mahasiswa mempunyai peran untuk menjaga agar nilai-nilai luhur yang menjadi legasi dan jati diri bangsa tetap lestari, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Baca juga: Ketua MPR RI apresiasi terbentuknya Komponen Cadangan

Dalam konteks ini, mahasiswa mempunyai peran untuk mengembangkan nilai-nilai luhur yang bersifat universal, seperti kejujuran, integritas, gotong royong, toleransi, dan lain-lain dengan dilandasi kerangka berpikir yang ilmiah.

"Sebagai iron stock, mahasiswa adalah sumber daya potensial bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional,” tuturnya.

Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa dituntut untuk menjadi 'manusia-manusia tangguh' yang mampu menjawab berbagai tantangan dan dinamika zaman. Mahasiswa tidak hanya dituntut cerdas dan terampil, melainkan juga berkarakter dan mempunyai wawasan kebangsaan yang memadai, kata Bamsoet.

Baca juga: Ketua MPR: Pemerintah tetap optimistis capai target kekebalan kelompok

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan dalam memaknai peran strategis mahasiswa tersebut. Mahasiswa dituntut mampu bersikap asertif, yaitu kemampuan membangun komunikasi secara jujur, tegas, lugas, dan dengan tetap menghormati perbedaan pendapat.

"Berbeda dengan sikap agresif, sikap asertif ini mengamanatkan cara penyampaian pendapat tanpa melukai perasaan, mengedepankan keterbukaan pemikiran, dan menghargai hak orang lain untuk mempunyai pandangan yang berbeda dalam menyikapi setiap persoalan," kata Bamsoet.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021