Jakarta (ANTARA News) - Konferensi Wilayah Nahdatul Ulama (NU) DKI Jakarta telah menghasilkan KH Maulana Kamal Yusuf sebagai rais syuriyah dan anggota DPD DKI Jakarta, H Djan Faridz sebagai ketua tanfidziyah PWNU DKI untuk periode 2011-2016.

Dalam proses pemilihan syuriyah pada Kamis (17/2) malam, Kiai Maulana Kamal Yusuf terpilih setelah memperoleh empat dukungan suara sementara KH Maktub Effendy hanya mendapat tiga dukungan suara, sedangkan untuk pemilihan ketua tanfidziyah H Djan Faridz mendapat 5 suara sedangkan H Amarullah Asbah mendapat dua.

Konferwil ini diikuti oleh enam PCNU se-Jakarta ditambah satu suara yang mewakili Caretaker sehingga terdapat tujuh suara yang berhak memilih.

Maulan Kamal Yusuf merupakan salah satu ulama Betawi yang cukup di segani di Jakarta, putra dari Muallim Thabrani.

Ketua Yayasan Nuril Hidayah yang tinggal di daerah Paseban, Jakarta Pusat ini semasa mudanya pernah menjadi santri di Kiai Muhajir, ahli Falak dari Cakung Jakarta timur dan belajar di pesantren Gontor.

Dalam tausiyahnya seusai terpilih, Kiai Kamal Yusuf berharap agar dapat berjuang dengan penuh keikhlasan dan mampu berkorban untuk NU, bukan mengorbankan NU dengan mendasarkan perjuangan pada akhlakul karimah.

"Kita harus mampu mengutamakan NU diatas kepentingan pribadi untuk menghidupkan dan membesarkan NU ini," katanya.

Sementara Djan Faridz menegaskan, apa yang telah disampaikan oleh rais syuriyah akan menjadi pedoman dalam memimpin NU DKI.

Djan Faridz berharap mendapat dukungan dari seluruh warga NU DKI dalam mengelola organisasi dan mentargetkan kepengurusan NU sampai di tingkat RW.

"Kalau ada pengurusnya, ada plangnya, pasti nanti ada kegiatannya. Mudah-mudahan saya bisa amanah menjalankan ini," kata anggota DPD Jakarta ini.

Dia juga menegaskan bahwa NU DKI akan memberdayakan umat, di antaranya bidang pendidikan, keagamaan. "Yang semuanya berujung pada kesejahteraan umat NU," katanya.

Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf menjelaskan terpilihnya Djan Faridz yang saat ini masih menjabat anggota DPD tidak melanggar aturan jabatan publik sebagaimana diatur dalam AD/ART NU.

"Posisi DPD mewakili wilayah, bukan mewakili konstituen," katanya.

Dia berharap agar NU DKI dapat menjadi "Rumah Besar" bagi jamaahnya untuk bersama-sama bergerak memberikan perannya kepada bangsa ini.

"Sebagai ormas terbesar, harus mengokohkan dan meneguhkan kembali peran serta kontribusinya kepada bangsa ini. Lebih terhormat lagi kalau NU tampil sebagai sumber inspirasi dalam menjawab tantangan dan menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan secara nyata," tandasnya.(*)

(Tz.J008/E001

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011