Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Sarwoto Atmosutarno menyarankan pemanfaatan jaringan 5G di Indonesia bisa dimulai dari pihak Pemerintah sehingga menjadi gebrakan yang akhirnya bisa diikuti sektor swasta serta masyarakat umum.

“Untuk membuka peluang bisnis 5G ini, mungkin bisa Pemerintah yang terlebih dahulu memulai gerakan, misalnya untuk connecting pusat data. Jadi menunjukan pada masyarakat luas bahwa 5G sudah terlebih dahulu dimanfaatkan menjadi goverment bandwith. Menunjukkan pemerintah kita sudah ikut teknologi terbaru,” kata Sarwoto dalam seminar virtual yang digelar oleh Selular.ID, Rabu.

Dengan gerakan awal diprakasai oleh Pemerintah tentunya percepatan transformasi digital bisa semakin cepat terealisasi dan memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia mendukung sistem digital yang lebih terintegrasi.

Baca juga: Revisi PP 82, Kominfo perjelas transaksi elektronik

Baca juga: Pemerintah diminta tugaskan operator bangun infrastruktur di daerah 3T


Ide itu mungkin bisa diwujudkan atau dimulai lewat ajang G20 yang akan berlangsung di Indonesia pada November 2021.

Kementerian Kominfo bahkan sudah menyiapkan showcase untuk pemanfaatan 5G menunjukan Indonesia sudah mulai menjajal teknologi terbaru.

Selain itu, pemanfaatan 5G juga bisa dimulai dengan kehadiran teknologi- teknologi anak bangsa yang mengedepankan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Sarwoto menyebutkan saat ini tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) di era 4G saja sebenarnya sudah besar sekitar 9-10 persen dari sektor Informasi dan Komunikasi.

Potensi yang ada seperti pengembangan perangkat untuk Internet of Things (IoT), 3D printing, maupun perangkat teknologi terbaru lainnya dari dalam negeri bisa semakin dikembangkan di era 5G yang menjanjikan.

“Kesempatan untuk itu bertebaran di lingkungan kita nantinya, dan akan banyak banget ide yang bisa dibahas,” ujar Sarwoto.

Ia mencontohkan untuk alat prakiraan cuaca, dengan jaringan 5G mungkin saja ada anak bangsa yang mengembangkan alat tracking measurement cuaca memanfaatkan spektrum frekuensi 5G.

Dengan demikian prakiraan cuaca di Indonesia bisa lebih presisi dan akurat sehingga bisa memberikan informasi yang lebih berguna bahkan bisa mengantisipasi potensi bencana seperti banjir dengan lebih baik.

Baca juga: Mastel: Konsolidasi operator strategi percepatan transformasi digital

Baca juga: Literasi digital dan kearifan lokal imbangi arus percepatan teknologi

Baca juga: Risiko keamanan siber perlu diantisipasi di era 5G

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021