Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kerjasama ekonomi Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asia Growth Area (BIMP-EAGA) tetap berjalan relevan, dinamis, dan responsif terhadap target meski di tengah penyebaran COVID-10.

“Dalam mid term review BIMP-EAGA, evaluasi mengenai BIMP-EAGA yang memasuki paruh waktu dari visi 2025, beberapa hal yang patut kita syukuri bahwa selama ini BIMP-EAGA berada dalam jalur yang benar,” kata Airlangga dalam konferensi pers virtual tentang KTT BIMP-EAGA dan IMT-GT yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Menurut Airlangga, dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi yang memimpin jalannya KTT BIMP-EAGA menyambut baik evaluasi paruh waktu tersebut. Presiden Jokowi juga menekankan bahwa berbagai terobosan, pertajaman prioritas, dan adaptasi dari dampak COVID-19 diperlukan oleh BIMP-EAGA.

Baca juga: Menko Airlangga sebut 10 proyek BIMP-EAGA diselesaikan tahun ini

Dalam KTT itu, menurut Airlangga, pemerintah negara-negara anggota BIMP-EAGA juga membicarakan terkait inisiasi pengembangan kota hijau untuk mewujudkan perkotaan layak huni, ramah lingkungan, kompetitif secara ekonomi, dan sejahtera secara sosial.

“Sejauh ini kota Kendari di Indonesia telah menyelesaikan tahap pertama menyusun green cities action plan,” imbuhnya.

Dalam KTT BIMP-EAGA tersebut, Presiden Jokowi juga memberikan arahan bahwa negara-negara BIMP-Eaga perlu mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur konektivitas untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Baca juga: Kemenhub usulkan studi kelaikan tiga rute bus lintas batas Malaysia

“Kedua, pengembangan agrikultur yang berkelanjutan dan inklusif. Pada kesempatan itu disampaikan bahwa Indonesia sedang mengembangkan food estate di Kalimantan Tengah seluas 30 ribu hektare,” ucap Airlangga.

Negara-negara BIMP-EAGA juga diarahkan oleh Jokowi untuk mendigitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam rangka menjawab keterbatasan mobilitas di masa pandemi dan memperluas akses pasar produk UMKM untuk masuk dalam rantai pasok global.

“Selanjutnya, juga diarahkan untuk penguatan green economy yang berkelanjutan adalah masa depan dan harus berjalan beriringan dengan aksi iklim,” katanya.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021