Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arouffy mengakui pelaksanaan ganjil-genap di DKI Jakarta masih belum optimal untuk  menekan mobilitas kendaraan bermotor dan pengguna jasa transportasi umum pada PPKM level dua.

“Ada nilai positifnya, tapi kami akui belum signifikan,” kata Masdes Arouffy, dalam diskusi publik Masyarakat Transportasi Indonesia, di Jakarta, Kamis.

Masdes mengatakan, volume lalu lintas kendaraan bermotor selama periode PPKM level dua rata-rata mencapai 146.660 unit per hari atau naik 6,09 persen dibandingkan pada PPKM level tiga yakni mencapai 138.241 kendaraan, di tiga lokasi yang dipantau yakni Cipete, Senayan, dan Dukuh Atas.

Sedangkan jumlah penumpang angkutan umum perkotaan di Jakarta, kata dia, ada kenaikan tapi belum signfikan yakni 3,23 persen pada PPKM level dua.

Dia menjelaskan, pada PPKM level tiga jumlah penumpang angkutan umum perkotaan mencapai 808.000 dari lima jenis moda transportasi yakni TransJakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, KRL, dan KA Bandara.

Sedangkan pada PPKM level dua jumlah penumpangnya mencapai 834.000 orang atau naik 3,23 persen.

“Kita perlu waktu orang berpindah ke angkutan umum untuk dapat melihat konsistensi tren ke depan. Angkanya sudah positif tapi belum signifikan masih di bawah lima persen,” ucapnya.

Masdes mengutip data Google periode 24 Agustus hingga 12 Oktober 2021, mobilitas masyarakay untuk keperluan ritel dan rekreasi naik 16,95 persen, kemudian toko, bahan makanan dan apotek naik 11,48 persen, hingga pusat transportasi umum naik 16,64 persen.

Berdasarkan data hasil pelanggaran ganjil-genap di 13 ruas jalan pada 2 November 2021 mencapai total 611 pelanggaran dengan hasil paling banyak di Jalan Sahari mencapai 170 pelanggaran.

"Tren pelanggaran ganjil-genap sudah ada penurunan sejak 25 Oktober 2021.Diharapkan dapat  menumbuhkan kesadaran masyarakat,” katanya.
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021