Jakarta (ANTARA) - Delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang infrastruktur mengundang investor Uni Emirat Arab (UEA) untuk ikut berinvestasi dalam proyek pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Hal itu disampaikan salah satu delegasi Kadin Finsensius Mendrofa yang ikut dalam UAE Business Forum yang digelar di Jumeirah Medinat Conference Center Dubai, UEA, Kamis (4/11).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri Kabinet Kerja juga turut hadir. Ada pun delegasi Kadin Indonesia bidang infrastruktur dipimpin oleh Wakil Ketua Umum Innsanul Kamil dan Ketua Komite Desiderius Viby Indrayana, serta Erwin Princen Sihete.

"Misi kita adalah menarik investor Uni Emirat Arab untuk berinvestasi di ibu kota negara yang baru di Kalimatan Timur khususnya sektor infrastruktur di ibu kota negara baru," kata Finsensius dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Pertemuan B to B tersebut, menurut Finsensius, merupakan momentum besar untuk meningkatkan kerja sama investasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.

"Pertemuan B to B yang digagas oleh Kadin Indonesia pintu masuk yang sangat strategis untuk memulihkan ekonomi Indonesia," imbuhnya.

Pakar Hukum Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Konstruksi itu juga menjelaskan pihaknya mengundang langsung pihak Uni Emirat Arab melalui Sekretaris Jendral Kementerian Ekonomi Uni Emirat Arab Jamal Saif Al Jarwan untuk datang ke Indonesia.

Delegasi Kadin itu juga menyerahkan buku terkait peluang investasi di Indonesia khususnya pembangunan Infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Pihak Uni Emirat Arab sangat antusias," ungkap Finsensius.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga sektor pembangunan di Indonesia yang bisa dijadikan prioritas kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), termasuk pembangunan ibu kota baru.

"Yang pertama, pembangunan ibu kota baru Indonesia. Untuk membangun ibu kota baru setidaknya dibutuhkan dana sebesar 35 miliar dolar AS," ucap Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Sektor kedua adalah di bidang transisi energi. Presiden Jokowi berkomitmen akan lakukan transisi ini sebaik mungkin dengan mengundang investor dan teknologi dengan harga terjangkau.

Kemudian, sektor prioritas ketiga yang disampaikan Presiden adalah di sektor perdagangan. Presiden Jokowi menekankan pentingnya diversifikasi perdagangan dan mulai menegosiasikan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).

Baca juga: Erick: Komitmen baru investasi UEA bakal majukan infrastruktur RI
Baca juga: Indonesia raih komitmen investasi 35 miliar dolar AS di UEA
Baca juga: Garuda angkut komoditas ekspor unggulan ke UEA dan China

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021