Sleman (ANTARA News) - Sejumlah jembatan di Sungai Kuning, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kondisinya mengkhawatirkan karena tergerus banjir lahar dingin Gunung Merapi.

"Beberapa pondasi jembatan mulai tergerus banjir lahar dingin, sehingga harus menjadi perhatian untuk diperbaiki, karena jembatan bisa ambruk," kata Camat Ngemplak Endang Widowati di Sleman, Jumat.

Menurut dia, beberapa jembatan sudah diusulkan untuk diperbaiki, seperti jembatan Sungai Kuning di Dusun Yapah di perbatasan antara Kecamatan Ngemplak dan Ngaglik, serta jembatan Kabunan.

"Selama ini dua jembatan tersebut merupakan jembatan utama bagi kendaraan dari dan menuju Kabupaten Sleman atau Kota Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan dua jembatan itu juga sudah diusulkan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Sleman untuk diperbaiki sejak kejadian erupsi Merapi pada November 2010.

"Waktu itu sudah ditinjau dan diukur pihak pemkab dan pemprov, tapi kembali diterjang banjir lahar dingin," katanya.

Ia mengatakan sampai sekarang banjir lahar dingin masih sering terjadi, dan mengancam jembatan-jembatan tersebut.

"Kami masih menunggu tindak lanjut pemerintah untuk menanggulangi dampak yang tidak diinginkan jika kembali terjadi banjir lahar dingin yang lebih besar," katanya.

Menurut dia, saat ini untuk pengamanan jembatan sudah tidak mungkin jika hanya diberi bronjong di bawah jembatan, tetapi harus diprioritaskan untuk diperbaiki.

"Kemungkinan kalau sekadar bronjong tidak akan kuat, sehingga memang harus diprioritaskan untuk diperbaiki," katanya.

Endang mengatakan di Jembatan Yapah dan Kabunan sudah terlihat adanya pengikisan dinding sungai, baik di bagian utara jembatan maupun di selatan jembatan.

"Bahkan dam penahan material Merapi yang juga sekaligus penahan fondasi jembatan di sebelah selatan sudah jebol, sehingga material terus terbawa aliran air," katanya.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sleman Sugiyarto mengatakan pembangunan infrastruktur di kawasan Merapi saat ini sulit dilakukan karena banjir lahar dingin akan terus menerus terjadi selama musim hujan belum berakhir.

"Jika dilakukan perbaikan sementara infrastruktur, hanya akan sia-sia, karena terjangan lahar dingin sangat dahsyat," katanya.

Menurut dia, yang terpenting dilakukan adalah pembangunan infrastruktur untuk mengantisipasi dampak banjir lahar dingin bagi warga masyarakat yang terancam. (V001/M008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011