Pandemi COVID-19 memberikan kesempatan bertoleransi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Sri Wahyuningsih mengatakan masa pandemi COVID-19 merupakan waktu yang tepat bagi bangsa Indonesia melakukan introspeksi diri dalam kehidupan bertoleransi.
 

“Pandemi COVID-19 memberikan kesempatan pada diri kita untuk saling introspeksi, untuk belajar terhadap kondisi dan situasi yang sedang kita alami di bangsa Indonesia ini,” kata Sri dalam webinar Pelajar Pancasila Cerdas dan Berakhlak Mulia Dalam Keberagaman yang diikuti di Jakarta, Selasa.
 

Sri menjelaskan, Indonesia merupakan bangsa besar yang lahir dengan memiliki tantangan kompleks dalam mewujudkan Bhineka Tunggal Ika. Hal itu disebabkan oleh banyaknya perbedaan suku, ras, bahasa serta agama di dalamnya.
 

Hadirnya pandemi COVID-19, telah memberikan ruang untuk seluruh komponen bangsa mengintrospeksi diri terhadap keberagaman yang ada. Sehingga diharapkan bisa lebih membentuk kekokohan sikap menghargai perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
 

“Belajar mengenai apa yang harus kita lakukan, menghadapi keragaman yang beragam dan kompleks di Indonesia, ini adalah sebuah kekayaan yang harus kita syukuri sebagai bangsa Indonesia,” kata dia.
 

Menurut Sri, penanam sikap toleransi antar keberagaman perlu mulai ditanamkan sejak anak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Dengan demikian, penerus bangsa dapat menciptakan Indonesia yang kuat dan lebih bermartabat. Mengingat perjuangan bangsa dalam menciptakan lingkungan yang bertoleransi tinggi masih panjang.
 

Supaya dapat mewujudkan hal itu, dia meminta seluruh pihak untuk bekerja sama membangun Tanah Air yang memiliki sikap saling menghargai, melalui peningkatan kompetensi peserta didik dan para guru yang dimulai sejak berada di sekolah dasar.
 

“Ayo bantu dan persiapkan anak-anak kita agar memiliki karakter sebagai peserta didik dan tentunya harus kita lakukan dengan literasi mereka terhadap berbagai hal yang tentunya akan menjadi kehidupan mereka kelak di masa yang akan datang,” tegas Sri. 

Baca juga: Kepsek: Sekolah memiliki peranan penting dalam penanaman karakter

Baca juga: Pakar : Pendidikan harus bisa melihat kelebihan manusia

 

Plt. Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek Hendarman mengatakan tak mudah untuk menumbuhkan rasa bertoleransi pada anak sejak di bangku sekolah dasar karena anak tidak dapat memahami hal yang bersifat abstrak.
 

“Tidak mudah di sekolah dasar, karena kita tidak bisa memberikan hal-hal yang sifatnya abstrak. Ini agak menyulitkan bagi mereka dan kita perlu dengan permainan yang dapat membuat anak memahaminya,” kata Hendarman.
 

Ia menuturkan, anak-anak memiliki peran penting dalam menguatkan karakter bangsa di masa depan. Sehingga penting untuk memahami memiliki rasa toleransi terhadap keberagaman bangsa.
 

Untuk mendekatkan anak pada sikap bertoleransi khususnya di masa pandemi COVID-19, pihaknya banyak menggunakan kampanye media seperti membuat konten video yang menanamkan nilai menghargai sesama serta membuat infografis dengan kalimat imbauan dan ajakan.
 

Bahkan Kemendikbudristek membuat sebuah laman bernama Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) untuk berbagi praktik baik dalam penguatan karakter anak.
 

Ia berharap segala upaya baik yang dilakukan bersama semua pihak, dapat menunjang karakter generasi masa depan yang dapat dicontoh, berdaya saing dan menghargai semua budaya bangsanya.
 

“Kita semua perlu bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat. Artinya kita harus punya satu visi dalam pengembangan karakter, bagaimana anak-anak berkarakter sehingga tidak terjadi perbedaan atau konflik,” ucap Hendarman.

Baca juga: Mengantisipasi krisis karakter di kala pandemi

Baca juga: Pendidikan keterampilan hidup Unicef sejalan dengan tujuan pendidikan

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021