Depok (ANTARA) - Nia Ayu Ismaniati terpilih sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) periode 2022–2026, setelah unggul dari dua kandidat lainnya, Eva Fauziah dan Retno Widayati.

Dengan slogan “Menuju FKG UI yang Mandiri, Unggul, dan Inovatif”, Nia menyatakan prinsip koordinasi yang akan dijalankannya semasa menjadi dekan FKG yang baru.

"Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), UI memiliki amanah menjalankan Statuta UI berdasarkan PP 75 tahun 2021 dan FKG UI sebagai bagian integral dari UI akan tunduk pada amanah tersebut, dan mendukung penuh rencana strategis UI, menjalankan tridharma perguruan tinggi, serta menjunjung sembilan nilai UI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," kata Nia ayu Ismaniati dalam keterangannya di Depok, Kamis.

Baca juga: Dua mahasiswa FKG UI raih penghargaan kompetisi internasional

Menurut Nia, berdasarkan data Scimago tahun 2021, saat ini posisi FKG UI sudah sangat baik. FKG UI saat ini merupakan fakultas kedokteran gigi terbaik di Indonesia, dan nomor 35 di Asia.

"Namun, hal ini masih bisa terus ditingkatkan, terutama terhadap potensi-potensi lain yang dapat dikembangkan," ujarnya.

Potensi-potensi tersebut, di antaranya adalah program pengembangan kapasitas kelas internasional program sarjana dan pascasarjana, peningkatan kerja sama pentahelix, pengelolaan dana abadi, serta peningkatan unit-unit layanan masyarakat di FKG UI sebagai sumber pemasukan, seperti enter of orthogathic surgery dan center of cosmetic dentistry.

Tantangan yang harus dihadapi FKG UI di masa depan adalah adanya perubahan zaman yang menuntut terjadinya digitalisasi, serta ketidakpastian kondisi pandemi yang terjadi saat ini. Untuk menghadapi berbagai tantangan ini, program kerja pertama yang diprioritaskan adalah pembangunan infrastruktur digital dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Kedua, ia akan menekankan pada program-program peningkatan kualitas riset di FKG UI.

Dalam bidang ini, ia akan mengundang adjunc professor melakukan program joint research, pembentukan unit-unit penunjang hilirisasi riset, serta melakukan kerja sama pentahelix dalam penyediaan alat-alat penunjang fasilitas pengajaran.

"Kerja sama pentahelix ini penting karena FKG UI ingin bertindak tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen, sehingga dapat berperan aktif dalam pembentukan science techno park dan dapat menghasilkan pendapatan yang baik bagi UI," ujarnya.

Baca juga: Dini Asrianti raih Doktor FKG UI predikat cumlaude sempurna

Selain program pengembangan infrastruktur digital dan riset, pilar utama lain dalam visinya adalah pembentukan UKK (Unit Kerja Khusus) Holding FKG UI sebagai wadah untuk menampung berbagai kegiatan unit bisnis yang dimungkinkan.

Berbagai kegiatan nantinya dapat dilakukan oleh UKK ini, seperti pelatihan keperawatan gigi, manajemen praktik, edukasi gigi berkelanjutan, dan pelatihan laboran gigi. Keberadaan unit ini dapat meningkatkan pendapatan, sehingga FKG UI dapat lebih mandiri dari sisi finansial.

Nia Ayu Ismaniati lahir di Jakarta, 12 Januari 1963. Ia menamatkan pendidikan dokter giginya di FKG UI pada tahun 1986, kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya di University of Melbourne dengan beasiswa dari AusAID dan mendapatkan gelar Master of Dental Science. Pada tahun 2001 ia menamatkan studi spesialis orthodonti di FKG UI.

Baca juga: Mahasiswa FKG UI raih penghargaan internasional

Baca juga: FKG UI suluh soal radiografik kepada pelajar SMAN di Jakarta


Ia mendapatkan gelar doktor pada tahun 2016 dengan predikat cumlaude hanya dalam waktu tiga tahun. Judul disertasi yang ia ajukan adalah Kajian Stabilitas Relasi Gigi dan Lengkung Maksilaris Setelah Perawatan Komprehensif Penderita Bibir Sumbing dan Langit-Langit Unilateral Komplit (Studi Longitudinal Retrospektif).

Disertasi ini dipublikasikan di Orthodontics and Craniofacial Research Journal, suatu jurnal riset terkemuka di bidang ortodonti. Nia juga aktif mengikuti berbagai forum ilmiah, di antaranya adalah sebagai salah satu pembicara pada 6th Congress of the Indonesian Association of Orthodontists dan temu ilmiah Ikatan Ortodontis Indonesia pada tahun 2005.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021