Jakarta (ANTARA) - Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia akan menyelenggarakan Kongres Nasional IV dengan fokus membuat perencanaan strategis terkait peran IPK sebagai organisasi profesi maupun peran psikolog klinis secara umum dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

Kongres tersebut mengusung tema “Peran Psikolog Klinis untuk Kesehatan Jiwa Masyarakat lndonesia”. Kongres akan berlangsung pada 27 hingga 28 November dan diselenggarakan secara luring dan daring dari Yogyakarta, diikuti oleh pengurus pusat dan wilayah IPK Indonesia.

“Kami berharap bisa lebih meneguhkan dan menguatkan kembali profesionalitas dari seorang psikolog klinis di dalam melakukan pelayanan pada masyarakat. Tentu saja disertai sebuah upaya-upaya yang nyata yang terus kami lakukan di masyarakat sebagai tenaga kesehatan,” kata Ketua Umum IPK Indonesia DR. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., Psikolog, saat konferensi pers virtual pada Kamis.

Baca juga: Hipnoterapis: nonton berita kericuhan bikin cemas dan panik

Baca juga: Kenali gejala depresi


Ia mengatakan kebutuhan terhadap layanan kesehatan mental tidak lagi sebagai kebutuhan sampingan namun telah menjadi kebutuhan fundamental sehingga peran psikolog klinis justru akan selalu dibutuhkan.

Gamayanti mengatakan para psikolog klinis merupakan tenaga kesehatan yang berfokus pada kesehatan jiwa. Namun, ia menegaskan bahwa arti kesehatan jiwa tidaklah sempit, tidak hanya berfokus pada penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saja, tetapi juga orang-orang dengan permasalahan-permasalahan kejiwaan lainnya, seperti memastikan kondisi kesehatan mental seseorang sehingga dapat berfungsi sebagai manusia yang produktif.

“Mungkin yang perlu diingat adalah apa yang disampaikan WHO bahwa tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. Tentu peran kami adalah membantu pemerintah untuk mewujudkan kesehatan mental masyarakat seluruh Indonesia,” ujarnya.

Ia juga mengatakan layanan psikologi yang dibutuhkan oleh masyarakat pada saat ini tidak hanya terbatas pada cara lama dan baku serta harus dengan tatap muka.

Perubahan era teknologi juga “memaksa” profesional kesehatan mental, seperti psikolog klinis, untuk beradaptasi. Era Masyarakat 5.0 ditambah kondisi pandemi COVID-19 menjadi katalisator perubahan yang sangat cepat.

Gamayanti mengatakan situasi pandemi telah membawa banyak perubahan perilaku pada masyarakat. Era teknologi juga tidak hanya memberikan banyak kemudahan tetapi juga banyak membawa implikasi-implikasi yang harus diantisipasi agar kesehatan jiwa masyarakat Indonesia tetap terjaga

“Untuk itu kami mencoba untuk lebih menegaskan dan menguatkan lagi bahwa peran para psikolog klinis ini bisa juga untuk mengantisipasi hal-hal tersebut,” katanya.

Baca juga: Psikolog klinis: Orang tua berperan penting dalam pengasuhan anak

Baca juga: Psikolog klinis: Bermain dorong tumbuh kembang anak

Baca juga: Psikolog tekankan pentingnya jaga kesehatan mental saat PSBB

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021