kita ingin nelayan di Kepri makin sejahtera
Tanjungpinang (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menantang Perguruan Tinggi Negeri Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Provinsi Kepulauan Riau melakukan riset pada sektor perikanan berbasis budi daya di daerah tersebut.

"Di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga ada peneliti. Tapi, saya tantang Rektor UMRAH lakukan riset bagaimana pengembangkan perikanan budi daya di Kepri," kata Menteri Wahyu saat berkunjung ke Kabupaten Bintan, Kepri, Jumat (26/11).

Wahyu menyampaikan daerah kepulauan, khususnya Kepri, memiliki potensi budi daya perikanan yang sangat bagus.

Ini, menurutnya, sejalan dengan visi kampus UMRAH menjadi pusat unggulan riset dan budaya maritim yang berdaya saing internasional pada tahun 2040.

Dia mencontohkan Kepri bisa mengembangkan budi daya teripang pasir, karena saat ini komoditas tersebut lebih banyak bergantung kepada tangkapan di alam dibanding hasil budi daya.

Baca juga: KKP: Riset-inovasi kelautan untuk dukung peningkatan PNBP perikanan
Baca juga: Menteri Kelautan: Ekonomi biru perlu didukung penguatan riset

Ia juga mendorong lebih banyak lagi budi daya ikan napoleon dan kerapu di Bumi Segantang Lada itu, seperti yang sudah terdapat di Kabupaten Natuna, Kepri.

"Napoleon itu harganya sangat tinggi, per ekor bisa Rp1 juta. Bayangkan kalau setahun produksinya 100 ribu ekor, berapa nilai ekonomisnya," ujar Wahyu.

Lanjut dia KKP sangat konsen dalam menggarap ekonomi kelautan melalui optimalisasi sektor perikanan dan menjadikannya sebagai tumpuan pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

Pihaknya pun berkomitmen mendatangkan investor dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi memajukan industri perikanan di daerah kepulauan.

"Kita ingin nelayan di Kepri makin sejahtera. Salah satunya dengan membangun sentra industri perikanan di daerah ini," demikian Wahyu.

Baca juga: Menteri Kelautan Prancis apresiasi hasil riset kelautan Indonesia

Pewarta: Ogen
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021