PAMSIMAS juga memfasilitasi pembangunan sarana sanitasi di sekolah, seperti menyediakan jamban dan sarana cuci tangan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan pemerintah telah membangun sanitasi layak di 408 kabupaten melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).​​​​​​​

"Dan dari hasil rapat koordinasi PAMSIMAS, kami telah membangun di hampir 36 ribu desa pada 408 kabupaten dan 33 provinsi. Itu statusnya di bulan September atau Oktober 2021," kata Kasubdit Perencanaan Teknis Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Kementerian PUPR Dades Prinandes dalam webinar bertema "Hari Toilet Sedunia", yang diikuti di Jakarta, Senin.

Kementerian PUPR melalui program tersebut  menyediakan air minum untuk kegiatan sanitasi rumah tangga dan sekolah.

"PAMSIMAS juga memfasilitasi pembangunan sarana sanitasi di sekolah, seperti menyediakan jamban dan sarana cuci tangan,"  katanya.

Ia menjelaskan program dimaksud bertujuan menambah 22,1 juta jiwa orang yang memiliki akses berkelanjutan terhadap fasilitas air minum layak.

Baca juga: Peringati Hari Toilet Sedunia, LIPI: Isu sanitasi masalah serius

Baca juga: Erick Thohir minta seluruh toilet di semua SPBU Pertamina gratis

Baca juga: Peringati Hari Toilet, 7,61 persen rumah tangga masih BABS


Di samping itu, masyarakat yang mempunyai akses berkelanjutan terhadap fasilitas sanitasi layak juga diharapkan bertambah 14,9 juta jiwa.

"Sebesar 90 persen dari total desa di Indonesia juga diharapkan dapat memiliki sarana air minum yang layak, yang dikelola dan dibiayai secara efektif," katanya.

Melalui PAMSIMAS komponen kesehatan, kata dia, pemerintah turut berupaya mengubah perilaku masyarakat dan sekolah untuk memiliki rasa kebutuhan terhadap sanitasi sehingga bersedia membangun secara mandiri dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Pendekatan dilakukan di tengah masyarakat dengan memverifikasi terlebih dahulu desa yang diharapkan membangun CTPS, kemudian dilakukan demonstrasi CTPS di tengah masyarakat, kampanye melalui berbagai media lokal desa, dan monitoring CTPS oleh kader desa.

"Hal yang sama juga dilakukan untuk sekolah dan di tempat umum kami pun membangun sarana cuci tangan yang terutama dilakukan sejak pandemi COVID-19," demikian Dades Prinandes .

Baca juga: Peringati Hari Toilet, 7,61 persen rumah tangga masih BABS

Baca juga: Kemendes PDTT dukung program penyediaan air bersih warga desa

Baca juga: Menteri PPN: 25 juta orang Indonesia masih BABS

Baca juga: Kemenkes: 93,46 persen sekolah sasaran Pamsimas miliki sanitasi layak


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021