Siklon tropis Rai 990 hPa yang berada di Samudra Pasifik utara Papua memberikan dampak tidak langsung pada perairan tersebut.
Jakarta (ANTARA) -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan Siklon Tropis Rai mempengaruhi tinggi gelombang perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera - utara Papua Barat. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, Siklon tropis Rai 990 hPa yang berada di Samudra Pasifik utara Papua memberikan dampak tidak langsung pada perairan tersebut.

Kemudian BMKG melaporkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat laut - timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari tenggara - barat daya dengan kecepatan angin berkisar 4 - 20 knot.

Baca juga: Dampak cuaca Indonesia akibat Siklon Tropis Rai di utara Papua

Sementara itu kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna utara, perairan Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Papua Barat - Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera barat - Papua Barat.

BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk gelombang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna utara, perairan Kep. Anambas - Kep. Natuna, perairan selatan Jawa - P. Sumbawa, Samudra Hindia selatan Jawa - P. Sumbawa, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, perairan utara Kep. Sangihe, perairan Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua barat, perairan utara Biak, Samudra Pasifik utara Halmahera - Papua.

Kemudian gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti perairan barat Aceh, perairan timur P. Simeulue - Kep. Mentawai, perairan Enggano - Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan P. Sumba, perairan P. Sawu - Laut Sawu, perairan Kupang - P. Rotte, Samudra Hindia selatan Sumba - P. Rotte, Laut Natuna, perairan timur Kep. Bintan - Kep. Lingga, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Bitung - Kep. Sitaro, Laut Maluku bagian selatan, perairan utara Sula, perairan barat Halmahera, perairan utara Papua.

Baca juga: Bibit Siklon 95W masih berintensitas lemah di Laut Arafura

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m).

Kemudian pada kapal ferryb(kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).

BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada.

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021