Kapal-kapal itu diperkirakan tiba di Tonga pada Jumat, tergantung kondisi cuaca
Wellington (ANTARA) - Dua kapal AL Selandia Baru yang membawa bantuan kemanusiaan akan tiba di Tonga pada Jumat.

Bantuan tersebut menjadi bantuan internasional pertama yang menjangkau negara kepulauan di Pasifik itu setelah diterjang erupsi gunung berapi dan tsunami.

Kementerian luar negeri Selandia Baru mengatakan pemerintah Tonga telah menyetujui kedatangan kapal HMNZS Wellington dan HMNZS Aotearoa.

Sejauh ini Tonga terbebas dari pandemi COVID dan kekhawatiran terhadap wabah virus corona telah membuat rumit upaya pengiriman bantuan.

"Kapal-kapal itu diperkirakan tiba di Tonga pada Jumat, tergantung kondisi cuaca," kata kementerian dalam pernyataan.

Pesawat intai P3 Orion kedua dari Selandia Baru akan terbang di atas Tonga dan Fiji pada Rabu, kata Kemlu, untuk mengamati kerusakan yang disebabkan oleh tsunami.

Ratusan rumah di pulau-pulau kecil dan terluar di Tonga hancur dan sedikitnya tiga orang tewas setelah erupsi yang merusak terjadi pada Sabtu dan memicu tsunami.

Jalur komunikasi terhantam parah oleh putusnya kabel bawah laut, sehingga sebagian besar informasi tentang tingkat keparahan sejauh ini berasal dari pesawat intai.

Selandia Baru mengatakan jaringan listrik kini telah pulih dan penilaian kerusakan sedang berlangsung. Pasokan bantuan tengah didistribusikan oleh pemerintah Tonga.

Perdana Menteri Tonga Siaosi Sovaleni telah bertemu dengan kepala misi diplomatik di negara itu untuk membahas bantuan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dirinya berharap dapat berbicara dengan Sovaleni pada Rabu.

"Sangat sulit untuk melakukan operasi (kemanusiaan)... Pasukan pertahanan kami telah mendukung operasi mereka dan dikerahkan sesuai kebutuhan, sesuai arahan," kata Morrison.

Baca juga: Diplomat Tonga: Korban tsunami dikhawatirkan bertambah

Komunikasi di sebagian besar wilayah Tonga masih putus. Penyedia jaringan ponsel internasional Digicel telah memasang sistem sementara di Tongatapu dengan menggunakan parabola milik Universitas Pasifik Selatan, kata Kemenlu Selandia Baru.

Sistem itu menyediakan koneksi 2G namun sinyalnya tidak stabil dan hanya mencakup sekitar 10 persen kapasitas normal.

Perusahaan telekomunikasi AS SubCom mengatakan diperlukan waktu setidaknya empat minggu untuk memperbaiki koneksi kabel di Tonga.

Badan-badan bantuan, termasuk PBB, tengah mempersiapkan operasi kemanusian bagi Tonga di kejauhan untuk mencegah wabah COVID-19, kata koordinator PBB di Fiji Jonathan Veitch, Rabu.


Baca juga: Pulau-pulau di Tonga rusak parah, dua orang tewas

Sebagian besar kegiatan akan dilakukan dari jarak jauh dan mungkin tidak mengirimkan personel ke negara pulau itu, kata dia.

"Kami yakin akan mampu mengirimkan pasokan lewat pesawat. Kami tidak yakin bisa mengirimkan pesawat dengan personel dan alasannya adalah bahwa Tonga punya kebijakan bebas-COVID yang sangat ketat," kata Veitch.

Tonga adalah salah satu negara yang terbebas dari COVID-19 dan kemunculan wabah di sana akan menjadi bencana, kata dia.

Negara kepulauan kecil itu memiliki tingkat vaksinasi 90 persen.

"Mereka sangat berhati-hati membuka perbatasan seperti banyak kepulauan di Pasifik, dan itu disebabkan oleh sejarah wabah penyakit di Pasifik yang telah menewaskan sebagian masyarakat di sini."

Sumber: Reuters

Baca juga: Tonga konfirmasi tiga korban jiwa dan kehancuran pulau terpencil

Baca juga: Presiden Majelis Umum PBB: Tonga kuak kerentanan negara pulau kecil

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022