Dubai/London (ANTARA News) - Perompak menembakkan granat roket (RPG) ke sebuah kapal minyak di dekat pelabuhan Aden, Yaman, Rabu pagi, namun kapal itu dan barang angkutannya telah ditemukan, kata perusahaan pemilik kapal tersebut.

Ke-26 orang awak di kapal Brillante Virtuoso, yang mengangkut lebih dari 141.000 ton bahan bakar minyak dari Ukraina menuju Qingdao di China, meninggalkan kapal tersebut setelah perompak melepaskan tembakan ke blok ruang tidur mereka pada jam-jam awal Rabu.

"Kapal itu diserang perompak... sekitar 20 mil dari Pelabuhan Aden," kata perusahaan pemilik kapal itu Central Mare Inc. dalam sebuah pernyataan, lapor Reuters.

"Serangan RPG perompak diperkirakan menyulut kebakaran di bagian akomodasi, yang membuat perompak terpaksa menghentikan serangan mereka dan meninggalkan lokasi kejadian," katanya.

Sebuah kapal Angkatan Laut AS dan dua kapal penarik dari pelabuhan Aden dikerahkan ke lokasi kejadian, kata perusahaan itu.

"Dari keterangan tim penyelamat di lokasi kejadian, kebakaran di kapal itu telah diatasi," katanya.

Menurut perusahaan itu, tim penyelamat dari salah satu kapal penarik memasang pengait ke kapal minyak itu dan menariknya dengan kecepatan sekitar 2 mil laut ke sebuah posisi yang agak jauh dari pantai dan di luar kawasan perairan itu untuk menurunkan jangkar.

Kapten kapal, kepala kamar mesin dan ahli listrik untuk sementara tetap berada di lokasi kejadian di kapal penarik dan membantu operasi penyelamatan, kata perusahaan itu.

"Ke-23 orang awak lain yang berkebangsaan Filipina kini selamat di sebuah kapal Angkatan Laut AS, yang menuju Aden dimana mereka akan dipulangkan dengan aman," kata Central Mare, Rabu.

Perompakan meraja-lela di lepas pantai Somalia, yang mengacaukan jalur pelayaran antara Eropa dan Asia, membuat awak dan kapal terancam bahaya serta mendorong kenaikan biaya asuransi bagi perusahaan perkapalan.

PBB memperingatkan, perompak Somalia menjadi semakin berani dan tetap mendahului pasukan angkatan laut internasional yang berusaha mengakhiri pembajakan di kawasan perairan itu.

Pada 2009, perompak Somalia menyerang lebih dari 130 kapal dagang di lepas pantai Somalia, naik lebih dari 200 persen dari tahun 2007, menurut Pusat Pelaporan Perompakan Biro Maritim Internasional di Kuala Lumpur.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.

Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011