Gresik (ANTARA News) - Para petinggi pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik, Jatim, belum bersedia mengungkapkan dan terkesan menutup-nutupi penyebab ledakan di lokasi pabrik unit amoniak yang terjadi, Minggu (5/2) sekitar pukul 10.30 WIB. Direksi pabrik pupuk milik BUMN yang berdiri tahun 1972 itu, tidak bersedia memberikan keterangan resmi dan hanya mewakilkan pada Sekretaris Perusahaan Anung Budi Wiranti untuk menemui wartawan. Namun, penjelasan yang ditunggu-tunggu ternyata cukup mengecewakan, karena Anung Budi Wiranti juga belum mengungkapkan secara resmi penyebab kejadian ledakan yang sempat menghebohkan warga Gresik tersebut. "Sampai saat ini kami masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab terjadinya ledakan tersebut, jadi mohon teman-teman wartawan bisa menunggu sampai penyelidikan selesai," ujarnya usai rapat dengan jajaran direksi dan petinggi Petrogres lainnya. Anung mengemukakan, proses penyelidikan ledakan di pabrik unit amoniak diperkirakan memerlukan waktu sekitar dua hari. "Mudah-mudahan dua hari kedepan semuanya sudah selesai," tambahnya. Namun berdasarkan dugaan awal, penyebab terjadinya ledakan kemungkinan karena tekanan gas yang melebihi kapasitas. Kasus semacam ini sudah sering terjadi, hanya skala ledakannya cukup kecil dan tidak sampai mengganggu kegiatan produksi. Untuk ledakan kali ini, PT Petrogres terpaksa menghentikan produksi di lokasi pabrik I yang terdiri dari pabrik pupuk urea, amoniak, ZA dan utilitas. "Kami juga belum bisa memastikan sampai kapan produksi itu dihentikan, demikian juga dengan besar kerugiannya, karena semuanya masih akan dihitung," kilah Anung. Ia memastikan, ledakan pabrik amoniak tidak sampai membahayakan warga, karena seluruh pipa saluran gas dan amoniak sudah ditutup beberapa saat setelah ledakan. Peristiwa ledakan di pabrik unit amoniak Petrogres terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, beberapa saat menjelang "start up" pabrik pupuk urea. Kobaran api sempat muncul, namun dalam sekejap bisa dikuasai. Bupati Gresik Robbach Maksum, Kapolres AKBP Ilham Salahuddin, awalnya tidak diperkenankan masuk lokasi kejadian, namun beberapa saat kemudian dengan didampingi para petinggi Petrogres terlihat meninjau lokasi kejadian. Namun, para "kuli disket" cetak maupun elektronik tetap tidak diijinkan mendekati lokasi. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, kecuali dua karyawan pabrik bernama Agus Sugianto (43) dan Raymond (50) yang mengalami luka-luka tertimpa plafon, sempat dirawat di UGD RS Petrogres dan sudah diperkenankan pulang. Saat terjadi ledakan, jumlah karyawan yang masuk (bagian produksi) memang tidak banyak, karena sebagian besar libur. "Saya tidak ingat apa-apa, tahu-tahu bagian kepala saya berdarah seperti tertimpa benda keras," ujar Raymond yang mendapat beberapa jahitan di kepalanya. Meski demikian, suara ledakan yang terdengar hingga radius lebih dari satu kilometer itu membuat warga sekitar pabrik terkejut dan was-was. Warga khawatir kasus kebocoran amoniak yang pernah terjadi beberapa tahun lalu, dan menyebabkan ratusan warga mengalami keracunan dan sesak nafas terulang lagi. Berdasarkan catata ANTARA, kasus kebocoran amoniak di Petrogres pernah terjadi pada tahun 2001, dan pada tahun 2004 peristiwa ledakan pada tangki kimia Petrowidada yang memproduksi bahan pelemas plastik, mengakibatkan dua orang tewas dan puluhan lainnya luka bakar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006