Kami berharap kerja sama ini dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berapa pun kemampuan KAI mengangkut pupuk, kami sudah berterima kasih
Jakarta (ANTARA News) - BUMN pupuk terbesar, PT Petrokimia Gresik (Petrogres) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyepakati kerja sama pengangkutan pupuk terutama di Pulau Jawa, guna menjamin pasokan pupuk tepat waktu ke petani, di samping efisiensi biaya transportasi.

"Saat ini Petrogres harus mendistribusikan sekitar tiga juta ton pupuk bersubsidi Jawa dan Bali, yang diangkut lewat darat dan laut," kata Dirut Petrogres Hidayat Nyakman, pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Dirut KAI Ignasius Jonan di Jakarta, Selasa.

Tiga juta ton pupuk tersebut terdiri atas 1,2 juta ton NPK Phonska, 630 ribu ton ZA, 440 ribu SP36, dan 240 ribu ton, dan sisanya Petroganik (pupuk organik buatan Petrogres).

Hidayat mengemukan selama ini pihaknya menggunakan truk dan kapal laut, yang ketidakpastiannya sangat tinggi, akibat kemacetan di jalan raya dan fasilitas pelabuhan yang belum memadai, sehingga angkutan pupuk harus menunggu lama, sekitar tiga minggu sebelum diangkut dengan kapal laut.

"Setiap hari kami memproduksi 10 ribu ton pupuk yang diangkut oleh 3.00 truk. Bayangkan (kemacetan) akibat truk yang keluar masuk ke pabrik tersebut. Kami berharap kerja sama dengan KAI ini, tidak hanya bisa melakukan efisiensi biaya tranportasi, tapi juga mampu mengatasi kemacetan dan pemborosan BBM, serta menghadirkan pupuk tepat waktu ke petani," ujarnya.

Namun Hidayat mengakui belum menghitung berapa besar penghematan biaya transportasi dengan sinergi bersama KAI itu. Ia hanya menegaskan mengoptimalkan Stasiun Indro di Gresik, Jawa Timur, untuk distribusi pupuk terutama di Pulau Jawa.

Ia berharap dengan kerja sama tersebut, KAI bisa mengakut pupuk sampai ke kota-kota yang penyerapan pupuknya sangat tinggi seperti Banyuwangi dan Cirebon.

"Kami berharap kerja sama ini dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berapa pun kemampuan KAI mengangkut pupuk, kami sudah berterima kasih," kata Hidayat.

Ia berharap setidaknya dengan kerja sama itu sekitar 1,5 juta sampai 2 juta ton pupuk bisa diangkut KAI. Apalagi, kata dia, akan ada rel ganda di wilayah pulau Jawa.

Diakui Dirut KAI Ignasius Jonan, pihaknya menargetkan rel ganda sepanjang 400 km dari Pekalongan sampai Surabaya selesai pada 2013. Pihaknya sudah memesan 1.200 gerbong datar yang mampu mengangkut 15.000 kontainer per minggu, serta melakukan pengadaan 60 lokomotif pendukung sebagai tambahan guna mengoptimalkan rel ganda untuk angkutan barang kelak.

"Sebanyak 1.200 gerbong datar itu sudah dipesan dari INKA, dan akan selesai bersamaan dengan selesainya pembangunan rel ganda. Dengan adanya tambahan gerbong datar tersebut, kami mampu mengangkut 600 ribu ton per hari sebagai tambahan, Insyaallah kalau dua juta ton (pupuk) kami sanggup," ujarnya.

Saat ini, lanjut Jonan, kemampuan KAI melayani angkutan barang hanya mencapai 5.000 kontainer atau sekitar 200 ribu ton per minggu. Ia yakin biaya transportasi pupuk dengan kereta api lebih bersaing dibandingkan truk.

"Setidaknya biaya `inventory` (pergudangan) bisa ditekan. Namun kami masih harus membicarakan masalah biaya bongkar muat lebih detail, di samping biaya transportasinya mengingat angkutan barang dengan kereta api menggunakan solar industri (non-subsidi)," ujarnya.

Kedua pihak sepakat paling lambat kerja sama tersebut bisa terwujud sebelum akhir tahun, yang akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama teknis.

Diperluas
Sementara itu, Dirut PT Pusri Holding yang membawahi BUMN pupuk, Arifin Tasrief, mengatakan kerja sama dengan KAI akan diperluas, tidak hanya pengangkutan pupuk Petrogres, tapi juga BUMN pupuk lainnya, seperti PT Pupuk Kujang Cikampek dan PT Pupuk Sriwijaya Palembang.

"Selama ini kami sering mengalami hambatan pengiriman pupuk menjelang musim tanam akibat kemacetan di jalan raya dan pelabuhan, bahkan di pelabuhan pengakutan pupuk baru bisa masuk sampai tiga minggu. Oleh karena itu, kami berharap dengan kereta api, pupuk bisa diantar tepat waktu ke petani," ujarnya.

Arifin mengatakan setiap tahun Pusri Holding yang terdiri dari Petrogres, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sriwijaya Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek, dan PT Pupuk Iskandar Mudah, harus mendistribusikan sekirtar 10 juta ton pupuk bersubsidi yang terdiri dari lima juta ton urea, 2,5 juta ton NPK, 800 ribu ton ZA, dan 500 ribu ton SP-36, serta sisanya pupuk organik.

"Kami berharap kerja sama dengan KAI ini merupakan kerja sama jangka panjang untuk distribusi pupuk ke seluruh Indonesia, terutama di Pulau Jawa yang penyerapan pupuknya sangat besar," ujarnya.
(R016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011