Tim mandiri mendesak agar segera ekskavasi dilakukan karena ternyata struktur bangunan situs Gunung Padang lebih luas arealnya,"
Cianjur (ANTARA News) - Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang berpendapat ekskavasi di sekitar Situs Gunung Padang Kabupaten Cioanjur, Jawa Barat, mendesak dilakukan guna menetapkan zona inti dan melindungi situs tersebut.

"Tim mandiri mendesak agar segera ekskavasi dilakukan karena ternyata struktur bangunan situs Gunung Padang lebih luas arealnya," kata Ketua Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang Ali Akbar di Cianjur, Jawa Barat, Sabtu.

Ia mengatakan dengan melakukan ekskavasi dengan menyingkirkan semak-semak di beberapa sisi Gunung Padang maka akan diketahui pasti luas dari struktur bangunan punden berundak yang berusia lebih tua dari situs di atas gunung.

"Kita malah maunya zona inti segera ditetapkan jadi bisa pastikan berapa besar sebenarnya zona inti situs tersebut. Selama ini juga berbeda-beda kan, ada yang sebut 3000 meter, ada 19.000 meter seluas pagar kawat mengelilingi," ujar dia.

Menurut Ali, tim mandiri hingga kini tetap berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan telah diputuskan penelitian akan dilanjutkan dengan membentuk tim nasional.

Kegiatan ekskavasi masal yang seharusnya dilakukan oleh sekitar 100 arkeolog dan 400 sukarelawan dari berbagai disiplin ilmu pada 11 hingga 12 Mei batal dilaksanakan karena adanya petisi untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menolak ekskavasi yang ditakutkan akan merusak situs yang sudah ada.

"Yang sukarela melakukan ekskavasi itu kan arkeolog juga jadi tidak mungkin lah merusak, karena mereka juga tahu doktrin arkeolog melestarikan situs," ujar dia.

Menurut dia, keterlibatan ahli dari disiplin ilmu lain seperti ekonomi sebenarnya untuk membantu mengembangkan pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitar. Sehingga tidak perlu ada ketakutan akan rusaknya situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Dengan melihat hasil riset dengan metodologi geofisika, yakni menggunakan geolistrik, georadar, dan geomagnet di kawasan situs tersebut para peneliti sudah dapat mengetahui bagian-bagian struktur bangunan yang diduga berusia lebih tua dari yang sudah diketahui.

"Jadi kalau pun kita pakai linggis sudah bisa memperkirakan berapa dalam yang harus dikeduk. Kalau sudah tahu kondisinya kan seharusnya tinggal gunakan cara apa pun agar ekskavasi cepat dilakukan," ujar dia.
(V002/Z002)

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013