Kurangnya pemahaman mengenai arti penting museum juga terjadi di kalangan akademisi. Hal itu terlihat dari tidak banyak universitas yang membuka minat museologi,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Kapasitas sumber daya manusia yang mengelola museum perlu diperkuat agar museum tidak hanya sekadar menjadi tempat untuk memajang koleksi, kata arkeolog Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Daud Aris Tanudirdjo.

"Hal itu bisa dilakukan dengan mengirimkan pegawai museum untuk mengambil pendidikan maupun pelatihan tentang permuseuman," katanya pada `Managing Indoor Climate Risks International Workshop`, di Yogyakarta, Senin.

Sebenarnya, kata dia, sudah ada pelatihan-pelatihan bagi pegawai museum, tetapi tidak diikuti evaluasi, sehingga tidak diketahui dampaknya terhadap peningkatan kompetensi.

Ia mengatakan minimnya pengetahuan tentang museum juga disebabkan tidak banyak perguruan tinggi yang membuka program museologi. Di Indonesia program museologi baru ditawarkan di tiga perguruan tinggi yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjajaran (Unpad), dan Universitas Indonesia (UI).

"Kurangnya pemahaman mengenai arti penting museum juga terjadi di kalangan akademisi. Hal itu terlihat dari tidak banyak universitas yang membuka minat museologi," katanya.

Menurut dia, pengelolaan museum di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan di luar negeri. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mengelola museum.

"Hampir sebagian besar yang bekerja di museum adalah orang yang tidak tepat, tidak memiliki kompetensi di bidang permuseuman," katanya.

Persoalan tersebut disebabakn minimnya pemahaman tentang museum yang sebenarnya. Banyak pegawai museum yang tidak memiliki perhatian terhadap pentingnya kelestarian warisan budaya bangsa.

"Mereka tidak memiliki `passion` terhadap tugasnya dan hanya bekerja. Kondisi tersebut menjadikan museum tidak efektif bagi publik," katanya.

Contohnya, kurator di Indonesia belum banyak yang benar-benar menjalankan fungsinya dan kebanyakan mereka hanya bertugas memelihara koleksi museum. Padahal tugas utama kurator adalah melakukan penelitian terhadap koleksi museum.

Ia mengatakan hal itu terjadi karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang museum. Misalnya untuk membuat katalog museum memakai jasa dari luar untuk membuatnya.

"Padahal sudah menjadi tugas kurator untuk meneliti dan mengumpulkan data untuk kemudian dipublikasikan," katanya.
(B015/M008)

Pewarta: Bambang S Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013