Ambon (ANTARA News) - Perajin kerang mutiara di kawasan Galunggung, Desa Batumerah, Kota Ambon mengharapkan adanya bantuan modal dari pemerintah untuk menunjang usaha mereka.

"Selama ini bantuan yang diberikan hanya berupa mesin gurinda, tapi untuk modal belum pernah kami terima" kata perajin kerang mutiara, Amir di Ambon, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa bantuan modal uang diperlukan untuk membeli bahan-bahan dasar dan alat pendukung lain seperti sander, limar, pisau cater, gergaji, mesin ukir, mata bor, siku, dan meter.

Selain itu, juga untuk membeli tripleks, lem, kain beludru, renda, lis kuning, bubuk pasir, cat semprot, dan kaca.

"Untuk membeli bahan kerajinan kerang kami butuh modal lumayan banyak," katanya.

Amir mengakui dirinya dalam dua minggu bisa memperoleh pendapatan kotor Rp2,1 juta hingga Rp5 juta.

"Karena masih harus dipotong untuk kebutuhan harian dan membeli bahan," katanya.

Hasil kerajinan buatan Amir, maupun beberapa rekan seprofesinya langsung diantar ke toko penjual cendramata di Batumerah dengan harga jual variatif, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Menurut Amir, kerajinan kerang ukuran 40 x 60 cm bermotif gambar perahu layar harganya Rp200.000, ukuran 45 x 65 cm bermotif gambar kaligrafi Rp300.000, ukuran 60 x 80 cm bermotif gambar burung cendrawasih Rp350.000.

"Kalau ukuran 1,2 m x 55 cm gambar kereta kencana atau sembilan ekor kuda liar harganya antara Rp700.000 hingga Rp900.000," katanya.

Amir menambahkan, lama waktu pembuatan barang kerajinan kerang mutiara tergantung ukuran serta motifnya. Semakin besar ukuran dan semakin rumit motifnya maka semakin lama pula proses pembuatannya.

Yamin (45), rekan seprofesi Amir, mengatakan semua perajin kerang di kawasan Galunggung sangat mengharapkan adanya kepedulian pemerintah pada usaha kecil yang mereka geluti.

"Tidak efektif jika bakat yang kami miliki tidak ditunjang dengan dukungan modal yang optimal. Kalau modal kecil, bagaimana cenderamata khas Maluku ini bisa berkembang pesat," katanya.

"Selama ini ada beberapa orang yang mengaku dari statistik dan berjanji akan memberi bantuan modal, tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya," tambahnya. ***2***

John N.S

(T.KR-IVA/B/J007/J007) 04-04-2014 11:33:58

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014