... mampu menularkan pengetahuan kesehatan dasar... "
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 60 orang siswa-siswi perwakilan dari sebagian besar provinsi mengikuti Penghargaan Dokter Cilik 2014 yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mulai 17-20 November di Taman Mini Indonesia, Jakarta.

"Mereka tiba di Jakarta pada 16 November 2014. Ada beberapa provinsi yang tidak mengirim perwakilannya," kata Ketua IDI, Zaenal Adibin, di Kantor IDI, Jakarta, Jumat.

Penghargaa Dokter Cilik dilahirkan dari kepedulian para dokter, yang selama ini menilai sasaran untuk menyosialisasikan kesehatan selalu kepada orang dewasa, sementara anak-anak dilupakan.

Padahal anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar memiliki merupakan sumber daya kesehatan yang dapat dengan mudah menyosialisasikan cara hidup sehat kepada teman-temannya.

"Lebih efektif bila sesama mereka berbagi ilmu, menularkan bagaimana cara hidup sehat. Saya rasa itu lebih mudah ditularkan," katanya.

Dia mengatakan banyak dokter di daerah yang merasa anaknya layak menjadi dokter cilik karena dianggap cerdas. Namun penilaian bukan hanya dari kecerdasannya, melainkan juga kepemimpinan dan memiliki kepribadian yang baik.

"Anak dokter belum tentu bisa juara. Bisa lolos di tingkat provinsi, belum tentu juara tingkat nasional, karena juri akan berlaku adil," katanya.

Semua peserta akan dikarantina dan diberi pembekalan berbagai hal terkait kesehatan. Juga menemui Plt Gubernur DKI Jaya, Basuki Purnama, sebelum benar-benar berkompetisi memperebutkan piala Ibu Negara.

Tahun ini peserta tidak dituntut untuk mengetahu jenis obat dan manfaatnya, melainkan mampu menularkan pengetahuan kesehatan dasar, seperti mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta mampu menyosialisasikan kepada teman-temannya.

Selain itu, kata dia peserta pada tahun ini khusus untuk kelas 4 sekolah dasar, berbeda dengan tahun sebelumnya kelas 4 dan 5 sekolah dasar. 

Hal itu disebabkan siswa kelas 5 tidak yang sering mendominasi menjadi juara memiliki keterbatasan waktu untuk menerapkan ilmu dan pengalamannya di sekolah.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014