Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengapresiasi langkah pencabutan dukungan hak angket yang dilakukan oleh Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD DKI.

"Kalau orang-orang yang menganggap bahwa anggaran sebesar Rp12,1 triliun itu tidak pantas, maka sudah pasti akan membatalkan hak angket, seperti yang dilakukan Fraksi Nasdem itu," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.

Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok itu, langkah yang telah dilakukan oleh Fraksi Nasdem untuk mencabut dukungan hak angket tersebut merupakan langkah yang tepat.

"Langkah yang dilakukan oleh Nasdem itu sudah betul. Fraksi tersebut pasti tidak mendukung adanya anggaran siluman Rp12,1 triliun itu, makanya membatalkan hak angket," ujar Ahok.

Di sisi lain, mantan Bupati Belitung Timur itu pun menegaskan bahwa keputusan Fraksi Nasdem untuk mencabut dukungan hak angket bukan merupakan hasil lobi-lobi politik.

"Mana mungkin saya lobi-lobi dengan parpol (partai politik), saya kan tidak salah. Itu merupakan keputusan masing-masing partai. Saya malah minta supaya fraksi yang main-main dengan anggaran itu tidak dibiarkan," tutur Ahok.

Seperti diketahui, Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD DKI Jakarta hari ini mencabut dukungan hak angket yang ditujukan kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015.

"Intinya, kita ingin persoalan APBD DKI ini cepat selesai. Oleh karena itu, dukungan hak angket kita cabut," kata Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus.

Menurut dia, pencabutan dukungan hak angket terhadap Gubernur DKI tersebut dilakukan karena sesuai dengan instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem.

"Hak angket sudah tidak dibutuhkan lagi, sehingga kita diminta untuk segera mencabut dukungan. Pada Minggu (1/3) malam, kita sudah rapat dengan pimpinan mengenai masalah ini," ujar Bestari.

Selain mencabut dukungan, dia menuturkan DPP Nasdem juga telah memberikan instruksi agar Fraksi Nasdem di DPRD DKI Jakarta segera menarik diri dari kepanitiaan hak angket tersebut.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015