Jakarta (ANTARA News) - PT Petrokimia Gresik (Petrogres) terpaksa mengimpir pupuk non urea (ZA, NPK, dan SP-36) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, menyusul tidak beroperasinya perusahaan ini karena meledaknya pipa gas di Porong 22 Nopember lalu, kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris di Jakarta, Rabu malam. Menurut Fahmi usai jamuan makan malam dengan penerima penghargaan Upakarti di gedung Departemen Perindustrian, impor merupakan satu-satunya jalan agar dapat memenuhi kebutuhan petani akan pupuk non urea bersubsidi, karena Petrogres satu-satunya perusahaan di dalam negeri yang memproduksi pupuk non urea. "Satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan pupuk non urea adalah melakukan impor. Ada beberapa negara yang memasok kebutuhan kita tapi saya tidak hafal satu-persatu," katanya. Soal berapa besarnnya volume impor, Fahmi tidak menyebut secara rinci. Namun ia mengatakan kebutuhan pupuk non urea tidak sebanyak kebutuhan pupuk urea sehingga volume imporpun tidak terlalu besar. "Kebutuhan pupuk non urea sangat jauh dibawah kebutuhan pupuk urea. Perbandingannya adalah lima banding satu. Lima untuk urea dan satu untuk non urea," katanya. Sementara disinggung langkah mengatasi terhentinya pasokan gas dari PT PGN (Perusahaan Gas Negara) pada Petrogres, Fahmi mengatakan, PT PGN telah menyetujui pembangunan pipa gas (bypass) yang dijadwalkan selesai pembangunan pada Januari 2007. "Dengan selesainya pembangunan pipa gas bypass tersebut dijadwalkan pada Februari 2007 PT PGN mulai bisa mensuplai gas ke Petrogres sehingga bisa kembali memproduksi pupuk," katanya. Seperti diketahui dampak atas meledaknya pipa gas di Porong maka pasokan gas dari PT PGN ke Petrogres terhenti. Dampaknya proses produksi pupuk urea dan non urea di perusahaan tersebut tidak berjalan. Fahmi mengatakan untuk menutupi kekurangan produksi pupuk urea maka PT Pupuk Kaltim dan PT Pupuk Kujang telah ditunjuk untuk mengatasi kebutuhan itu. Sementara untuk pupuk non urea yang di Indonesia hanya diproduksi di Petrogres dilakukan impor. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dirilis 15 Desember lalu, kebutuhan pupuk non urea (SP-36, Za, NPK) pada Desember mencapai 163.763 ton sementara kebutuhan pada Januari 2007 diprediksi meningkat menjadi 235.298 ton. Stok akhir pupuk non urea hingga Desember sebanyak 137.957 ton. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006