Kupang, NTT (ANTARA News) - Pulau-pulau terdepan di Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Australia dan negara Timor Timur, akan segera diberi nama guna menghindari klaim kepemilikan oleh kedua negara tetangga itu.

Kepala Penerangan Pangkalan Utama TNI AL VII/Kupang, Kapten Marinir Johan Hariyanto, di Kupang, Rabu, mengatakan, Komandan Pangkalan Utama TNI AL VII/Kupang, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Siswoyo Santoso, bersama Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, akan memberikan nama pulau-pulau itu pada 14 Mei 2016.

"Ada sekitar enam pulau di sekitar Pangkalan TNI AL Rote Ndao dan Pangkalan TNI AL Kupang yang akan diberi nama untuk menghindari klaim kepemilikan dari negara tetangga," ujarnya.

Ia mengatakan pemberian nama pulau-pulau tersebut, selain untuk memastikan titik-titik dasar garis pangkal kepulauan Indonesia. Juga untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan di wilayah perairan dalam melaksanakan tugas sebagai pengendali keamanan laut dalam kawasan Lantamal Kupang.

Selama ini, katanya, baru lima dari sekitar 92 pulau terluar Indonesia di wilayah perbatasan yang diberi nama serta ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38/2002 tentang Titik-titik Dasar Garis Pangkal Kepulauan I Indonesia.

Kelima pulau di NTT yang menjadi pulau terdepan Indonesia itu, adalah Pulau Ndana di Kabupaten Rote Ndao, Pulau Batek di Kabupaten Kupang, Pulau Menggudu dan Pulau Salura di Kabupaten Sumba Timur, dan Pulau Dana yang merupakan bagian dan gugusan Pulau Sabu.

Lebu Raya secara terpisah membenarkan rencana pemberian nama kepada enam pulau di NTT pada 14 Mei 2016. Kunjungan ke enam pulau itu akan menggunakan kapal perang TNI AL. 

"Saya akan naik kapal perang Indonesia menuju enam pulau untuk memberi nama-nama. Kita lihat titik koordinatnya dan pasang papan nama di pulau tersebut," katanya.

NTT memiliki 1.192 pulau, banyak dari pulau-pulau tersebut belum diberi nama. Namun koordinat pulau-pulau tersebut belum disebutkan. NTT memiliki tiga pulau besar yakni Pulau Timor, Pulau Sumba, dan Pulau Flores.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016